Jurit Malam

290 18 0
                                    

***
Vania bangun dengan wajah tertekuk, jam tangannya sudah menunjukkan pukul delapan malam dan kini waktunya kegiatan jurit malam, padahal vania merasa baru saja memejamkan matanya.

Semua peserta sudah berkumpul ditengah perkemahan bersama dengan tim masing-masing, mendengar arahan panitia yang terdiri dari beberapa dosen dan senior tentang rute serta apa saja yang harus dan tidak dilakukan dalam kelompok.

Nathan menatap vania, gadis itu tengah menunduk menahan kantuknya padahal vania lebih dulu tidur dari pada dirinya tadi.

"Van ayo" panggil nathan saat semua kelompok pergi sesuai arah dalam peta yang diberikan.

Nathan memimpin jalannya dengan vania disampingnya, gadis itu tak bersuara sama sekali mungkin terlalu mengantuk pikir nathan.

"Nathan berhenti dulu" ucap annisa membuat kelompok berhenti berjalan

Nathan menatap annisa yang memakai autan?

"Bagi nis" ucap nathan

"nih" nathan pun mengambilnya dan mengoleskannya pada tangan vania membuat yang lain dan vania sendiri terkejut dengan apa yang pria itu lakukan.

"Ayo lanjut jalan lagi" sahut nathan menyadarkan yang lain.

"Bisa ae modus lo bang" sindir bagas yang ditanggapi endikan bahu acuh oleh pria dingin itu.

"Di disini kayanya deh" ucap nathan sembari melihat peta

"Disini ngapain?" tanya renata

"nyangkul" jawab daniel asal membuat renata mendengus

"Ituuu" Pekik annisa semangat menunjuk bendera kecil berwarna kuning di ikat pada batang pohon

"Kalian tunggu sini biar gue yang ngambil" ucap nathan dan pergi mengambil bendera tersebut

"Nih" nathan memberikan bendera itu pada annisa dan disambut senang gadis itu

"Pegel kaki gue kambing, gue bilang juga apa mending kita liburan keparis dari pada ikut ginian" gerutu daniel

"Nathan aw----as" Ucap vania dengan memelankan suaranya karena nathan sudah jatuh akibat tersandung akar pohon saat mengamati peta

"Sakit gak" tanya vania pelan saat bagas memegangi kaki pria itu

"it's oke van" gumam nathan tersenyum tipis

"Bagas bisa liat peta nggak?" tanya vania sembari membantu nathan berdiri

"Bisa kok tenang aja ada daniel" see? Bagas memang musuh berkedok sahabat. dengan kesal daniel merebut peta ditangan bagas lalu memukul peta itu dikepala pria itu saking kesalnya melihat bagas menyengir tak berdosa.

Daniel berjalan lebih dulu menggantikan nathan sebagai penunjuk arah, sedangkan nathan dan vania berjalan paling
akhir karena kaki nathan yang terkilir.

"Guys istirahat bentar ya" ucap vania namun terkejut setelahnya saat tak mendapati teman kelompoknya kecuali nathan

"Loh pada kemana" kaget vania saat tak mendapati lagi keberadaan teman-temannya.

Nathan? Sedari tadi pria itu sibuk menatap vania hingga tak peduli lagi dengan jalan yang ada di depannya. Ternyata terlalu bucin juga gak baik, bisa kehilangan arah kaya sekarang ini. Tapi magnet vania terlalu kuat padanya makanya nathan tak bisa mengalihkan tatapannya. Bukan salahnya kan? Salah vania.

"Lo gak liat nath?" melihat nathan menggeleng dengan polosnya membuat vania menghela napas pelan, entah apa yang nathan perhatikan sedari tadi.

"Kaki lo masih kuat jalan gak?" tanya vania, kalau dihadapannya ini adalah gadis lain mungkin akan panik dan menangis namun tidak dengan vania yang terlihat tenang bahkan masih sempat menanyai keadaanya.

Vania [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang