***
Vania menatap nathan yang sedang tertawa bersama kedua sahabatnya di kursi taman akhirnya vania memutuskan untuk menghampiri pria itu setelah hampir 3 hari nathan menjaga jarak dengannya."Nathan" panggil vania membuat mereka menghentikan tawanya
"Gue cabut dulu ada kelas" ucap nathan pada sahabatnya
"kamu gak usah pergi biar aku yang pergi" ucap vania melangkah menjauh dengan air mata yang menetes begitu saja
"Lo kebangetan tau gak nath" marah daniel lalu pergi dari sana menyusul vania
"Vania" panggil daniel namun vania tak menghentikan langkahnya
"Gue mau ngomong" ucap daniel menarik tangan vania menuju mobilnya
"Siapa cowok itu?" tanya daniel membuat vania menatapnya bingung
"maksud lo?"
"Nathan kaya gitu karna foto ini" ucap daniel memperlihatkan sebuah foto diponselnya yang ia ambil secara diam-diam saat nathan tertidur
"Apa gak bisa dibicarain baik-baik?" tanya vania lirih saat tau alasan nathan menjauhinya
"Biarin dia tenangin fikirannya van, gue juga gak tega sama lo tiap digituin nathan" ucap daniel membuat vania mengangguk pasrah ia juga takut dengan sifat nathan yang sekarang ini
"Gue balik ya, makasih" daniel mengangguk menatap kepergian vania dengan sendu
Daniel pernah ada di posisi vania saat ini dan itu sangat menyakitkan apa lagi orang yang kita cintailah penyebabnya
***
Nathan menghela napas lelah jujur ia sangat tak tega memperlakukan vania seperti itu namun rasa kecewanya lah yang membuat ia secara refleks menyakiti vanianya"Nath gue saranin lo bicara baik-baik deh sama vania" ucap daniel mulai jengah dengan sifat kekanakan sahabatnya
"Gak usah ikut campur" balas nathan dingin
"Lo mau kehilangan vania?" tanya bagas yang juga kesal akan nathan
"Lo tau kalau vania beberapa hari ini sakit? dan baru masuk tadi?" tanya bagas yang memang selalu sekelas dengan vania
"Lo gak tau kan? jadi pacar gak guna tau nggak" ucap bagas menohok saat melihat keterdiaman nathan dengan wajah yang tersirat khawatir
Tanpa mengatakan apapun nathan bangkit dan mengambil kunci mobil dompet serta ponselnya membuat kedua pria dengan senyum puasnya
Nathan memukul stir mobilnya saat mobilnya terjebak macet, menyesal? jangan ditanya
Nathan mengingat saat vania mengatakan membutuhkannya membuatnya benar-benar menjadi sosok kekasih yang gagal
"Aarrghhh" geram nathan mengacak rambutnya
akhirnya setelah hampir sejam lamanya ia terkebak di tengah kemacetan kini mobil nathan sudah memasuki pekarangan rumah megah vania
"Vania mana?" tanya nathan dingin pada pelayan rumah vania
"Ditaman belakang tuan" tanpa mengatakan apapun nathan melangkahkan kakinya menuju taman belakang dengan wajah datarnya
Nathan menatap vania yang tengah melamun diatas ayunan dekat dengan kolam renang pun melangkah dan tanpa kata memeluk kekasihnya itu dengan erat
"Nathan" lirih vania langsung berbalik membalas memeluk nathan
"Maaf" ucap vania dengan isakan kecilnya
"Maaf karena gak dateng waktu kamu butuh" sesal nathan menatap vania sendu
KAMU SEDANG MEMBACA
Vania [Completed]
Teen FictionDikhianati oleh orang yang kita cintai? Tak pernah ada di benak vania bahwa ia akan ada diposisi itu. Dikhianati oleh pria yang begitu dicintainya meninggalkan kesan trauma mendalam bagi vania. Butuh waktu untuk menyembuhkan semua luka, namun siapa...