***
Vania kembali ke aktivitas wajibnya yaitu kuliah hari ini jadwalnya hanya 2 jadi ia bisa ke cafe seperti biasa"VANIA AWAS" Pekik seorang gadis yang langsung mendong vania saat sebuah pot yang entah sengaja atau tidak dijatuhkan dari atas
"Lo gak papa?" tanya annisa dengan napas yang tak beratur begitu pun vania
mereka kini telah di kerubungi banyak mahasiswa terlebih senior mereka
"Kamu gak papa?" tanya nadia yang sempat melihat kejadian barusan
"Gak papa kak cuman kaget aja"
"Aku liat ada orang yang sengaja kak dari tas rooftop tapi aku gak tau siapa soalnya aku rabun jauh" ucap annisa yang masih syok disamping vania
"Saya akan segera mengurusnya dan vania kamu ke unit kesehatan saja dulu" usul nadia diangguki vania
"Iya kak makasih" Annisa membantu vania untuk bangkit tanpa di sangka vania langsung memeluk annisa yang menenangkannya
"Makasih" ucapnya tulus di iyakan oleh annisa
"Kita ke uks yah" ajak annisa dibalas gelengan oleh vania
"Gue udah gak papa kok"
"Bener?"
"Iya ayo kita sekelas kan hari ini" ajak vania yang berusaha menenangkan dirinya sendiri
Mereka pun berjalan menuju kelas dengan vania yang tak seceria biasanya
"Kenapa?" tanya nathan saat vania duduk disampingnya tanpa menyapanya
"Permisi ini kelas vania kan?" tanya nadia yang baru masuk kedalam kelas
Bagaimana pun nadia adalah pendamping kelas ini jadi dia lah yang akan menangani kasus vania saat ini
"Vania dan annisa bisa ikut saya? Ada rapat mendadak mengenai kasus kamu" Ucap nadia diangguki annisa dan vania dan menimbulkan tanya besar untuk teman kelas mereka
"Nanti aku cerita" ucap vania mengelus tangan nathan yang menatapnya khawatir
Mereka pun masuk keruang rapat di sana sudah ada dekan tiga dan beberapa dosen serta kepala prodi
"Baiklah karena semua sudah berkumpul kami pihak kampus tidak akan membiarkan masalah ini berlarut terlebih ini menyangkut keselamatan mahasiswa" ucap dekan tiga
"Untuk annisa bisa di jelaskan bagaimana kronologinya?" tanyanya menatap annisa serius
"Begini pak saat saya baru turun dari mobil saya liat dari atas rooftop seseorang yang megang pot tapi emang gak jelas karena saya rabun jauh tapi semakin saya perhatikan ada vania yang berjalan menuju taman"
"Jadi saya samperin vania dan semakin dekat saya sama vania orang itu semakin mengikuti arah vania untuk menjatuhkan pot itu dan beruntungnya saya masih sempat untuk menarik vania" jelasnya panjang lebar
"Apa kamu punya musuh?" tanya salah satu dosen
"Kalau untuk itu saya kurang tau karena bahkan teman pun bisa jadi musuh" jawab vania tenang
"Menurut saya masalah ini akan berlanjut karena tujuannya itu adalah mencelakakan kamu" ungkap kepala prodi
"Pihak kampus akan menambah fasilitas cctv terlebih di rooftop yang tidak ada cctv sama sekali" tambah dekan tiga
"Dan untuk vania supaya selalu berhati-hati, kami dari pihak kampus akan membantu mengusut masalah ini" jelas dekan tiga diangguki yang lain
"Kalau begitu rapat ini selesai dan kalian bisa kembali beraktivitas jika ada masalah lainnya segera melapor untuk mempermudah investigasi" annisa dan vania mengangguk lalu keluar dari ruang rapat menuju ke kelas
KAMU SEDANG MEMBACA
Vania [Completed]
Teen FictionDikhianati oleh orang yang kita cintai? Tak pernah ada di benak vania bahwa ia akan ada diposisi itu. Dikhianati oleh pria yang begitu dicintainya meninggalkan kesan trauma mendalam bagi vania. Butuh waktu untuk menyembuhkan semua luka, namun siapa...