***
Vania sudah kembali kerumahnya begitupun bundanya yang kini sudah duduk disampingnya memakan kue buatan dirinya dan kinar"Tumben kamu gak main sama curut kamu itu" cibir dona dibalas dengusan sebal dari vania
"Mereka sibuk bun apa lagi puput sama dela yang tugasnya ngalahin gunung fuji" balas vania sembari mengganti chanel tv nya
"Lebay"
"Dih emang gitu kok kata puput"
"Yoga yuk van" ajak dona membuat vania berpikir sebentar lalu mengangguk
Anak dan ibu itu pun melangkah menuju kamar masing masing lalu mengganti pakaiannya setelah itu bertemu diruang olahraga
Vania melangkah mendekati bundanya yang telah lebih dulu melakukan gerakan yoganya
Setelah menggelar matras yoganya vania mulai melakukan gerakan tree pose sama seperti yang dilakukan dona disampingnya
"bunda ada masalah?" tanya vania tanpa membuka matanya
Senyum tipis terbit diwajah dona karena putri kecilnya yang sangat peka terhadapnya
"Bukan bunda tapi kamu" mendengar penuturan sang bunda vania membuka matanya dan menatap dona yang juga menatapnya
"Aku?" tanya vania menunjuk dirinya sendiri
"Awalnya bunda nunggu kamu cerita sendiri sama bunda tapi sampai sekarang kamu gak cerita"
"Bunda tau ada yang mau nyelakain kamu dikampus kan?" tanya dona membuat vania terdiam lalu mengangguk kaku
"Andai pihak kampus gak nelpon bunda, mungkin bunda gak bakal tau hal seserius ini" tambah dona menatap putrinya dengan kecewa
"Maafin vania, vania cuman gak mau bunda khawatir" dona yang tak tega pun menarik anaknya itu dalam dekapannya
"Bunda ngasih kamu kebebasan karena bunda nggak mau ngekang kamu sayang tapi bunda mohon kamu terbuka sama bunda"
"Maafin vania, vania janji gak akan gitu lagi"
"Udah jangan nangis lagi kali ini bunda maafin tapi janji untuk terbuka sama bunda oke"
Vania mengangguk dalam pelukan nyaman sang bunda yang mengelus lembut rambutnya
"Vania mau curhat boleh?" tanya vania setelah mengurai pelukannya
"Bunda akan selalu siap dengar keluhan anak bunda ini" balas dona gemas lalu menuntun vania untuk duduk
Vania menceritakan tentang tawaran dosennya hingga nathan yang rela ikut seleksi hanya untuk dirinya yang tanpa sadar menerbitkan senyum diwajah dona yang mendengar curhatan anaknya dengan seksama
"Kalau bunda jadi nathan pun bunda akan lakuin hal yang sama" ucap dona menatap sang anak yang juga menatapnya dengan wajah polosnya
"Saat kamu mencintai seseorang kamu akan melakukan apapun untuk orang itu agar dia bahagia dan gak ngerasain yang namanya sakit dan itu yang lagi diusahain nathan saat ini" tutur dona memberi penjelasan pada anaknya yang cerdas namun cukup payah dalam percintaan
"Apa bunda cinta sama vania?" tanya vania membuat senyum diwajah dona semakin terbit
"Semua ibu itu cinta sama anaknya bahkan nyawanya pun gak sebanding kalau menyangkut kebahagiaan dan masa depan anaknya"
"Vania juga cinta bunda" Dona menarik vania kembali dalam pelukannya dengan tetesan air mata haru yang menghiasi pipinya
"Kamu harta bunda sayang kebahagiaan kamu dan abang yang utama buat bunda" Tutur dona menghampus air mata anaknya yang lagi lagi keluar
KAMU SEDANG MEMBACA
Vania [Completed]
Teen FictionDikhianati oleh orang yang kita cintai? Tak pernah ada di benak vania bahwa ia akan ada diposisi itu. Dikhianati oleh pria yang begitu dicintainya meninggalkan kesan trauma mendalam bagi vania. Butuh waktu untuk menyembuhkan semua luka, namun siapa...