Chapter 27

242 8 0
                                    

***
Hari ini vania merasa senang karena ayah dan kakaknya akan pulang setelah 2 minggu lamanya di negeri orang

Dengan semangatnya gadis itu mengambil kunci mobilnya membuat dona geleng kepala dibuatnya

mereka berdua akan menjemput ardhian dan kevin dibandara dan makan siang bersama disebuah restoran favorite mereka

"Jangan senyum mulu deh van kaya orang gila kamu" cibir dona melihat anaknya senyum senyum sembari menyetir mobil

"Bunda kejam banget anak sendiri dibilang gila" sebal vania menekuk wajahnya

"Ya abis kamu senyum kok over dosis"

"Dikira obat kali ah" canda vania

Dona hanya menghela napas melihat anaknya yang kurang waras yang memiliki keberuntungan yang baik bisa mendapatkan pria seperti nathan dan kakak yang waras seperti kevin

"Ayo bun" ajak vania antusias saat sampai dibandara

Melihat anaknya yang begitu antusias membuat dona tak kuasa menahan senyum, ia tau vania sangat merindukan ayah dan kakaknya

Ia suka menjahili vania terlebih kalau anaknya itu menggerutu saat digoda seperti tadi

"Ayah mana sih bunda" jengah vania menatap sekeliling bandara

"Vania" panggil seseorang membuat vania membalikkan badannya

"AAAAA AYAH" pekik vania menerjang ardhian dengan pelukannya

ardhian yang memang sudah terbiasa pun selalu sigap agar tak terjatuh dan melukai putrinya

"Abang nggak dipeluk nih" sindir kevin melihat adiknya tak menyapanya

"Kengen tau bang" ucap vania beralih memeluk kevin yang juga membalas pelukannya

sedangkan ayahnya beralih merangkul sang bunda

"Ayo katanya mau makan siang bareng" ucap dona

Vania pun melepas pelukannya lalu berjalan mengikuti dona dengan kevin yang setia merangkulnya

"Kita makan dimana bun?" tanya kevin

Kevin dan vania duduk berdua dibelakang sedangkan bunda dan ayahnya duduk didepan

"Black " jawab dona sembari melihat kearah kaca menatap vania yang sibuk dengan ponselnya

padahal tadi gadis itu begitu bersemangat dan sekarang saat orang yang dirindukan ada disisinya malah sibuk dengan dunianya sendiri

"Yang bilang kangen ayah sama abang malah sibuk maen hp" sindir dona

"vania cuman nanyain kabar sapi puput tau bun" ucap vania menyimpan ponselnya

"Sejak kapan puput peliharaannya sapi" heran kevin menatap bingung adiknya

"Buat qurban tapi sapinya lagi hamil jadi nggak jadi qurban" jelas vania

"qurban kan udah lewat" heran ardhian

"Emang iya" alibi vania menggaruk tengkuknya

"Nggak bisa boong nggak usah dipaksain kali" cibir dona yang lagi lagi membuat vania menekuk wajahnya

"Tau ih bunda ngeselin mulu dari tadi"

"Kok malah nyalahin bunda"

"Emang siapa yang ngechat? nathan ya?" tambah dona menggoda vania yang wajahnya kini sudah memerah karena tebakan wanita itu tepat sasaran

"Padahal dulu ayah pengen jodohin kalian eh sekarang malah pacaran" ucap ardhian tak menyangka

Bahkan ardhian dan ano sudah sepakat menjodohkan anak mereka namun yang namanya jodoh tak akan kemana keduanya bahkan sudah berpacaran tanpa campur tangan dirinya dan ano

"Jodohin abang aja sama tetangga kita" ucap vania memberi saran

"Yang alay dan lebay bat itu?" tanya dona tak percaya dengan saran anaknya

"Iya setujukan bunda?"

"Nggak yah anak bunda ganteng ganteng dijodohin sama anak yang mukanya kek peniti" cerocos dona

kevin yang tak tau siapa gadis yang dimaksud hanya menatap adik dan bundanya jengah

Bundanya jika sudah berdebat dengan vania pasti akan sebawel vania jadi tak usah heran jika vania bisa bawel dan dingin secara bersamaan

"Udah sampe" ucap ardhian menengahi anak dan ibu yang sedari tadi tak bisa diam

"Akhirnya udah laper banget aku" gumam vania namun didengar oleh kevin yang berjalan disampingnya

"Emang tadi nggak makan?" tanya kevin sembari menarik bangku untuk diduduki adiknya

"Makan kok cuman laper lagi aja" balas vania

Karena sebelumnya dona sudah melakukam reservasi jadi tak lama mereka duduk waitress pun datang membawa pesanan yang telah dipesan dona sebelumnya

Seperti biasa waitress itu akan menjelaskan lebih detail makanan mereka yang sebenarnya sudah mereka ketahui tapi kalau kata vania biar mereka ada kerjaan saja

"Abang aku boleh cobain ruwanya nggak?" tanya vania membuat ardhian menatap heran gadis itu

"Gak usah macem macem vania" tegur ardhian

Vania hanya mengangguk patuh karena ia tau ayahnya tak ingin vania muntah muntah seperti saat ia mencoba ruwa untuk pertama kalinya

bagi vania yang hanya suka meminum susu dan air putih rasa itu sangat aneh baginya namun entah kenapa gadis itu kembali penasaran dengan rasa minuman itu

"Yah besok aku bakal seleksi buat asisten dosen buat penelitian dibali" ucap kevin yang membuat vania tersenyum tipis mendengarnya

"Yaudah kamu gak usah kekantor biar dimas yang hendel kerja kamu" putus ardhian

Dona menatap putrinya bangga karena demi sang kakak gadis itu rela untuk mundur padahal kesempatan ini sangat menguntungkan bagi gadis itu

Ia tau kebimbangan vania saat mengetahui sang kakak mengejar posisi itu karena gadis itu sudah berjanji untuk selalu terbuka pada dona dan gadis itu selalu menepati janjinya

Saat itu dona hanya memberi saran agar vania mengikuti kata hatinya karena ia ingin adil pada anak anaknya karena kalau dirinya berpihak pada salah satunya bisa saja adik kakak ini saling bermusuhan dan parahnya lagi akan berpengaruh pada keharmonisan keluarganya

"Abang pasti bisa vania yakin" ucap vania

Kevin menatap adiknya lalu mengelus surai gadis itu dan mengangguk dengan senyum tulus diwajah tampannya

"Kalau abang lulus abang bakal teraktir kamu es cream sepuasnya" ucap kevin dibalas tatapan tak percaya dari vania

Kevin selalu membatasi porsi es creamnya jadi kapan lagi dia mendapat tawaran semenarik ini

"Oke deal" seru vania semangat

Ardhian dan dona menatap bahagia anaknya yang selalu menyayangi dan menjaga satu sama lain sangat jarang keduanya bertengkar

saat beradu pendapat dan suasanya mulai tak mendukung pasti salah satu dari mereka akan mengalah dan meminta maaf terlebih dengan sifat possesive dan overprotektif kevin yang membuat vania seperti dilindungi oleh kevin

"Udah kan kita pulang yuk" ajak dona karena hari sudah menjelang sore

"Ayo bun aku ngantuk" ucap vania

Mereka pun pulang dengan vania yang tertidur selama perjalanan pulang

"Bawa adeknya masuk gih vin" suruh ardhian menatap vania yang terlelap dengan nyenyak

Sesuai perintah sang ayah dengan hati hati kevin mengangkat vania dalam gendongannya dan membawanya menuju kamar gadis itu

Setelah menidurkan vania, kevin juga masuk dalam kamarnya untuk membersihkan dirinya sebelum masuk kedunia mimpinya

***

Vania [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang