***
Kini vania tengah berada di salah satu mall terbesar di jakarta bersama dengan kevin"Bang main ke time zone yuk" ajak vania menarik tangan kevin yang hanya pasrah mengikuti kemauan sang adik
"Liat nih dek aku main big one" ucap kevin sombong mulai menggesek kartunya dan main permainan capit boneka itu
"Kanan dikit bang" ucap vania diangguki kevin
Butuh waktu lama hingga mendapat boneka itu,kurang lebih 7 kali percobaan baru lah mereka mendapatkan boneka besar berwarna biru itu
"Gimana kalau kita tanding" ajak kevin menatap permainan basket disampingnya
"Hadiahnya apa?" tanya vania senang
"Abang traktir es krim" vania mengangguk semangat menerima tantangan kevin
Mereka pun berdiri di depan mesin basket saling menatap penuh permusuhan
"1...2...3" mereka berdua pun berebut untuk memasukkan bola terbanyak kedalam ring dengan kevin yang sedikit mengalah pada adiknya yang terlihat sangat bahagia
"Yeay menang" pekik vania saat skornya lebih tinggi dari kevin
"Kebetulan aja tuh" elak kevin membuat vania mendelik
"Iya, iya ayo kita makan es krim" ajak kevin semangat menggenggam tangan vania
mereka pun pergi kesalah satu restoran yang ada di mall ini dan vania dengan senang hati memesan berbagai rasa es krim kalau saja kevin tak memperingatinya
"Jangan banyak-banyak van nanti batuk" tegur kevin saat vania sudah memesan tiga rasa es krim dan ingin menambahnya lagi
"Iya,iya" jawabnya pasrah menutup buku menu
Kevin menatap adiknya yang kini menyantap es krimnya dengan perasaan senang
"Dek" panggil kevin pelan
"hm"
"Abang mau ke london lagi" seketika vania menghentikan memakan es krimnya lalu menatap kevin sendu
"Lagi?" tanyanya lirih dibalas anggukan kevin
Vania merebahkan kepalanya di atas meja dan menatap kevin yang tengah mengelus surainya
"Pantes ngajak jalan" sindir vania membuat kevin merasa bersalah
"Cuman dua minggu kok dek abang janji"
"Abang gak sadar kalau abang salah pilih jurusan?" tanya vania heran
Kevin selalu bolak balik keluar negeri mengurus bisnis ayahnya namun jurusannya kedokteran nyambungnya dimana? tolong dong vania gak ngerti ini
"Ya namanya juga cita-cita dek" kevin juga sebenarnya ingin serius menekuni bidangnya namun perusahaan keluarga tak bisa ia tinggal begitu saja
"Pulang yuk bang" ajak vania yang sudah tak mood
Kevin mengangguk mengikuti kemauan vania lalu membayar pesanan mereka dan segera pulang
***
Vania menatap keadaan rumahnya yang gelap gulita dan kevin sudah menghilang dari sampingnya pergi entah kemana"Abang" panggil vania cemas
"Abang dimana"
"Abang gak lucu ihh" kesalnya mulai takut
Vania melangkahkan kakinya mencari saklar lampu
"AAAAAAA" Jerit vania saat sebuah tangan memegang tangannya yang akan menyalakan lampu
KAMU SEDANG MEMBACA
Vania [Completed]
Teen FictionDikhianati oleh orang yang kita cintai? Tak pernah ada di benak vania bahwa ia akan ada diposisi itu. Dikhianati oleh pria yang begitu dicintainya meninggalkan kesan trauma mendalam bagi vania. Butuh waktu untuk menyembuhkan semua luka, namun siapa...