***
Nathan menatap vania yang duduk santai sembari memainkan ponselnya lalu tersenyum tipis dan kembali memantulkan bola basket dan melemparkannya ke dalam ring dengan sempurna"Break dulu capek gue" ucap bagas dengan peluh di pelipisnya
Daniel dan nathan mengangguk lalu berjalan mendekati vania yang masih asik dengan kegiatannya
"Van" vania yang merasa di panggil pun menatap daniel dengan alis terangkat
"Gue tau lo udah selidikin siapa orang itu" ucap daniel menatap vania begitupun bagas dan nathan
"Mantan tu orang" Balas vania kelewat santai menunjuk nathan dengan dagunya
"Selena?" kaget bagas diangguki vania
"Dan cewek yang suka sama gara? true?" tambah daniel membuat vania kembali mengangguk
Nathan memang sudah tau kalau nara yang berusaha mencelakai vania tapi tidak dengan selena ia bahkan tidak mengingat memiliki mantan bernama selena padahal mantannya hanya selena
"Kamu tau dari mana?" Vania menatap nathan dengan alis terangkat dan terkekeh pelan
"Pacar lo bukan remahan peyek yang gituan aja gak bisa dia selidikin" jengah bagas dibalas dilikan malas dari nathan
Nathan menjentikkan tangannya dengan segera pelayan yang berdiri pun menghampiri mereka
"Panggil deon"
"Baik tuan muda" ucapnya tak berani menatap nathan lalu segera melenggang pergi untuk menjalankan tugasnya
"Siniin ponselnya van" ucap nathan datar menatap vania yang sedari tadi bermain ponsel membuatnya cemburu dengan ponsel sialan itu
"Apa sih nath" sebal vania keras kepala
"Siniin vania" Bagas dan daniel menahan tawa melihat sifat posessive sahabat mereka
"Gak jelas tau gak" kesalnya memberikan ponsel itu pada nathan
"Kamu mau liburan?" tanya nathan sembari membaca grup vania bersama sahabatnya
"Iya kalo ada waktu"
"Kita ikut" sahut bagas semangat
"Dih gak ada ya ini tuh girls time"
"Aku gak ikut kamu gak pergi" sahut nathan
"Nathan sini" panggil vania agar nathan mendekat ke arahnya
Nathan pun hanya menuruti dan seketika meringis merasakan lengannya yang di gigit tanpa perasaan oleh vania membuat tawa daniel dan bagas pecah melihat wajah puas vania
"Kok di gigit" sebal nathan mengusap lengannya
"Kamu ngeselin sih" jawabnya santai
"Diem lo" ketus nathan pada sahabatnya
Daniel dan bagas takjub akan vania yang bisa membuat nathan tak berkutik walau di perlakukan bagaimana oleh gadis itu
"Balas lah nath mulai berani tuh cewek lo" ucap bagas memanas manasi
"Apa? mau marah?" tanya vania saat nathan menatapnya dengan polosnya nathan menggeleng
"Gak sayang nih gigit nih sampe kamu puas" pasrah nathan
"Mukanya jangan gitu perut aku sakit" ucap vania terengah engah karena terlalu banyak tertawa begitu pun kedua sahabat nathan
Nathan tersenyum tipis melihat tawa vania yang membuat hatinya tenang dan nyaman dalam satu waktu
KAMU SEDANG MEMBACA
Vania [Completed]
Teen FictionDikhianati oleh orang yang kita cintai? Tak pernah ada di benak vania bahwa ia akan ada diposisi itu. Dikhianati oleh pria yang begitu dicintainya meninggalkan kesan trauma mendalam bagi vania. Butuh waktu untuk menyembuhkan semua luka, namun siapa...