Chapter 31

263 8 0
                                    

***
Dilorong rumah sakit yang sunyi, vania menatap sahabatnya serta sahabat dari kekasihnya dengan tatapan kecewa, Semuanya ada untuk menjaga nathan, tapi dirinya? ia baru tau keadaan nathan hari ini seolah dirinyalah yang paling tidak penting untuk tau keadaan pria itu.

Ia merasa seperti orang bodoh yang keadaan pacarnya saja dia tak tau. Tubuh mungilnya kini merosot diruangan tak jauh dari teman temannya berada.

Nathan selalu ada disisinya disaat ia membutuhkan, namun vania tak ada disaat nathan berjuang melawan maut, Nathannya diambang hidup dan mati dan vania tak ada disisinya.

Bagaimana bisa rasa sakit ini melebihi saat gara meninggalkannya bersama wanita lain? Tangisan pilunya begitu lirih hingga mereka yang ada disana terdiam kaku melihat vania berada disana.

Keempat gadis itu pun tak bisa menahan keterkejutannya melihat vania terduduk memeluk dirinya sendiri dengan tangisan pilunya, Mereka sendiri bingung harus menjelaskan bagaimana pada gadis itu.

Dan yang menambah keruhnya suasana adalah bukan dari mereka vania tau soal keadaan nathan.

"Apa gue gak sepenting itu buat tau keadaan nathan?" tanya vania tanpa menatap teman temannya yang kini sudah berdiri dihadapannya

"Bukan gitu maksud kita van" sanggah dinda sendu

"Nathan selalu ada disisi gue saat gue butuh,  tapi gue? gue gak ada disaat nathan butuh gue" tandasnya

Puput dan adela duduk dan memeluk vania yang terlihat begitu rapuh, mereka tau sakitnya karena mereka juga merasakannya apa lagi vania, nathan adalah orang yang berhasil menariknya keluar dari rasa trauma yang gara berikan dan nathan adalah pria yang dicintainya.

"Kita gak tau cara ngomong ke lo gimana, kita takut lo sedih" ungkap puput jujur

"Apa bedanya dengan sekarang? dan gue taunya dari orang lain, Mau gimana pun cara lo kasih tau ke gue gak mungkin gue bakal senang denger nathan kecelakaan, dan lebih menyedihkannya gue sekarang, Gue gak ada disisi nathan" ucapnya penuh penekanan

"Lo gak tau van, Nathan yang larang kita semua buat ngasih tau ini ke lo" ungkap bagas agar tak ada salah paham diantara mereka

"Nathan sempet sadar sebelum dinyatakan koma, dan dia gak mau lo tau keadaan dia sekarang dan ngebuat lo sedih" jelas daniel

"Nathan nggak butuh gue?" tanyanya lirih pada bagas

Bagas yang ditatap seperti itu mengacak rambutnya frustasi, Untung saja ia tak punya pacar, prasangka cewek itu selalu membuat pria pusing.

"Nathan gak mau lo nangisin dia kaya gini" Tambah daniel

Vania tersenyum tipis lalu melangkah menjauh dari mereka, Ia perlu menenangkan hatinya, tak ada gunanya juga ia disini.

"NATHAN BUTUH LO VAN" Teriak adela yang membuat langkah vania berhenti

Alif dan gara yang baru saja datang sudah bisa menebak apa yang sedang terjadi saat ini, Vania salah paham.

Gara melangkah mendekati vania, ia sudah paham bagaimana sifat gadis itu, Gara pernah memberinya luka jadi ia tau luka yang vania terima saat ini mungkin melebihi luka yang ditorehkannya, karena cinta vania lebih besar dibandingkan cinta vania untuknya dulu.

"Lo dulu selalu bilang ke gue kalau lo baik baik aja, padahal hati lo sakit tau gue selingkuh dibelakang lo, sekarang lo paham kenapa nathan gak mau lo tau dia kecelakaan?" tanya gara perlahan menjelaskan

"Lo selalu berusaha buat orang yang lo cinta bahagia meski lo sendiri terluka, dan nathan adalah lo, dia lebih baik terluka tanpa lo disisinya dari pada harus liat lo ikut terluka disisinya"

Vania [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang