Chapter 16

235 10 0
                                    

***
Tok tok tok

"Nathan ini aku" ucap vania yang sedari tadi mengetuk pintu

"Nathan" vania menatap sendu pintu kamar nathan lalu menghampus air matanya yang jatuh begitu saja

"Aku kira kamu beda" lirihnya menahan sesak lalu melangkah menjauh dari kamar nathan

Sedangkan nathan yang berada di dalam kamar menahan emosinya agar tidak meledak dan membuat semuanya hancur namun nyatanya salah vania kembali hancur diluar sana

"Sayang" panggil kinar saat melihat wajah sedih yang begitu kentara diwajah gadis itu

"Bagaimana?" tanya kinar dibalas gelengan lemah oleh gadis itu

"Vania pulang dulu mah" pamitnya melangkah keluar meninggalkan kinar yang menatapnya sendu

"Harusnya gue gak berharap buat bahagia" lirihnya saat dalam perjalanan pulang

"I fell again in a different way but with the same taste " Vania menepikan mobilnya saat berada di taman dekat kompleknya lalu memejamkan matanya sebentar meresapi rasa sesak didadanya

"tolong jangan lagi" Ucapnya lirih kembali menyalakan mesin mobilnya dan pergi dari sana

***
Hari ini vania izin tak masuk kelas karena sewaktu ia bagun dari tidurnya tubuhnya sangat lemas dan badannya sangat panas membuat dona dengan keras melarangnya berkuliah hari ini

"Mending kamu berhenti aja urus cafe dan kuliah yang bener" ucap dona tak tega melihat anaknya yang kelewat ingin mandiri ini

"Vania capek mah" ucap vania membuat dona menghela napas mencium kening vania lalu berjalan keluar

To : Nathan
Aku butuh kamu

Vania menyimpan kembali ponselnya lalu memejamkan matanya karena pusing dikepalanya

Nathan yang baru saja menerima pesan vania pun menghela napas lalu mengambil kunci mobilnya

Tentu bukan untuk menemui vania melainkan bertemu sahabatnya di cafe mewah tempat biasa mereka nongkrong

"Lo ada masalah?" tanya bagas saat mereka telah berkumpul

"Gak" cuek nathan

"Gue tau lo ada masalah sama vania" ucap daniel membuat nathan mendengus

"Lo jangan kaya gini nath omongin baik-baik kan bisa" ucap daniel memberi saran

Nathan mendorong ponselnya ketengah meja dengan foto vania dan axel disana

"Ini seriusan vania? bukan editan kan?" tanya bagas kaget melihat keuwuwan kedua orang itu

"Sebuah gambaran sama nilainya dengan seribu kata" Ucap daniel menatap ponsel nathan dengan datar

"Yailah dapat kata dari mana loh" seru bagas membuat daniel mendelik

"Ada di buku teori komunikasi antar pribadi halaman 4 edisi kedua" ucap daniel santai

"Sejak kapan lo baca buku gituan" sinis nathan

"Itu aja yang gue baca" balasnya terkekeh membuat nathan dan bagas memutar bola matanya malas

***
Mendengar kabar salah satu personilnya sakit kini keempat gadis rempong telah berada di rumah vania untuk meminta makan ehh maksudnya menjenguk vania

"Lo kok bisa sakit gini" tanya dela

"Biasa kerja lembur bagai kuda" balas vania berusaha menutupi kesedihannya

"Fake smile butuh tenaga" balas puput melihat mangkok bubur yang masih utuh

"Perut lo udah kaya sampe mubasir makanan kaya gitu?" omel dinda membuat yang lain terkekeh

Vania [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang