Alangkah lebih baiknya jika follow WP author terlebih dahulu sebelum baca♥♥
Banyak yang pergi dan tak kembali, tapi hidup harus tetap dijalani. Sebab, hidup memang untuk dijalani. Bukan untuk diratapi.
_Hana Amor Pradipta_∆
∆
∆
∆"Ma, Hana kangen. Kalau saja mama masih ada, mungkin papa nggak bakal memperlakukan Hana seperti ini. Kalau saja mama masih disini, mungkin Hana nggak akan mempunyai mama tiri dan adik tiri yang selalu papa bandingkan. Sakit, ma. Rasanya ingin sekali menyerah, tapi Hana bertahan demi mama."
Seorang gadis berpakaian serba hitam tengah duduk di samping makam ibunya, sesekali mengusap air mata yang sedari tadi berusaha ia bendung. Tangisnya pecah, terlihat sangat kacau dengan suara yang begitu parau.
Hana Amor Pradipta. Kehidupannya berubah setelah kepergian sang ibu. Ayahnya memutuskan untuk menikah lagi dengan wanita yang juga memiliki anak perempuan berusia 13 tahun, hanya selisih 4 tahun dengannya.
"Hana, dari mana saja kamu!" Bentakan dari Pradipta terlontar pada Hana.
"Hana habis dari makam mama, pa."
"Lain kali jangan keluyuran terus. Liat adik kamu tuh, dia selalu nurut apa kata papa." Pradipta memerintah dengan muka masam.
"Sudahlah, pa. Kasian Hana, kamu nggak sepantasnya bentak-bentak gitu sama anakmu sendiri." Timpal Kesya, ibu tiri Hana.
"Iyah, pa. Jangan marah-marah kan kak Hana nggak salah." Tambah Kayla.
"Biarkan saja. Dia pantas mendapatkan itu."
Batinnya sesak, mengapa selalu saja seperti ini? Selalu salah di mata ayahnya. Beruntung adik dan mama tirinya begitu baik terhadapnya, hanya saja sikap sang ayah kini begitu berubah entah kenapa.
~
"Na, buruan!" Teriak Tia.
"Apaan sih, Tia. Bentar, ini buku gue banyak. Capek larinya."
"Hana cepetan lo harus liat ini semua!" Tambah Azkiya yang membuat Hana semakin penasaran oleh apa yang sebenarnya terjadi.
Mereka akhirnya sampai di sebuah taman belakang sekolah, menyaksikan dua insan yang tengah berpelukan. Hana menatap tajam dua orang itu, lebih tepatnya pada si pria yang nampak begitu familiar di matanya. Seketika batinnya perih, buku yang tadinya digenggam kini ambruk bersamaan dengan badannya. Sesak sekali rasanya. Pria yang sedang berpelukan dengan wanita lain ternyata Kevin, kekasihnya. Matanya mulai memanas, segera ia melangkahkan kaki untuk berlari sejauh mungkin dari tempat itu dan diikuti oleh kedua sahabatnya.
"Udah, Na. Nggak usah nangisin cowok brengsek kayak dia."
"Sekarang lo tau kan sikap asli dia? Dia tuh pakboy banget yaampun Na lo tuh susah banget kalau dikasih tau."
"Maaf ya, seharusnya dari awal gue percaya sama kalian kalau Kevin itu nggak baik buat gue." Lirih Hana.
"Gak papa, Na. Nggak usah dibahas lagi yang penting lo udah tau semuanya." Ucap Tia.
"Jangan sedih, masih ada kita." Azkiya merangkul Hana.
~
"Hana, dengarkan penjelasan aku dulu. Tadi itu..."
"Cukup Kevin!" Hana mencegah penjelasan dari Kevin. Hatinya terlanjur sakit dan tak bisa mengendalikan dirinya. Tidak peduli bahwa mereka sedang menjadi pertontonan di koridor, siswa-siswi yang melihat pertengkaran mereka hanya bisa berbisik-bisik sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hana Life Story [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction"Banyak yang pergi dan tak kembali, tapi hidup harus tetap dijalani." Hana Amor Pradipta, gadis ceria yang menjadikan senyum sebagai topeng menutupi luka. Tak percaya akan cinta sebab luka di masa lalu, namun perlahan ada seseorang yang membuatnya p...