20-Vacation With Two Families

262 29 0
                                    

Siapapun tolong beritahu aku kalau yang aku rasakan saat ini adalah bahagia.
Ya, kebahagiaan yang sudah lama aku nantikan.
_Hana Amor Pradipta_




Pukul 15:00 keluarga Pradipta sudah siap dengan segala perlengkapan tenda dan lain sebagainya. Ya, sore ini Pradipta memutuskan untuk pergi ke pantai bersama keluarga sekalian bercamping disana dan pulang esok harinya. Keempatnya sedang duduk di depan rumah, tampak tengah menunggu seseorang.

"Pa, kita nungguin siapa sih? Bukannya kita mau pergi liburan keluarga?" Tanya Hana.

"Calon keluarga kita."

"Hah?"

"Tuh mobilnya!" Mata Hana mengikuti arah tunjuk jari papanya.

"Maksud Papa itu keluarga Om Leon?"

"Iyah."

Percaya atau tidak jika saat ini Hana sedang mengumpat memberi sumpah serapah dalam hati, rasanya ingin sekali saja ia bebas bahagia tanpa adanya Fariz si cowok paling menyebalkan yang pernah ia temui. Hana memutarkan bola matanya dengan malas, memilih untuk mengalihkan pandangannya.

"Gimana semuanya? Udah siap?"

"Siap, dong!" Itu suara cempreng milik Elsa.

"Sasa nanti disana jangan nakal ya? Jangan minta pulang tiba-tiba!" Vita mengelus puncak rambut Elsa.

"Oke, Ma! Tapi, Sasa boleh nggak kalau berangkatnya di mobil kak Kayla? Sasa pengen sama kak Kayla."

"Nggak papa, sayang. Nanti biar kak Hana yang tukeran sama kamu." Ujar Kesya.

"Maaaaa..."

"Udah nggak papa, Na. Kamu ngalah aja, kasian Sasa kan masih kecil. Kamu pindah aja sama Fariz."

"Ck! Mama nggak bisa diajak kompromi."

Semuanya masuk ke dalam mobil, Elsa memasuki mobil Pradipta, duduk di jok belakang dengan Kayla. Sementara Hana dengan terpaksa memasuki mobil Leon dan duduk di jok belakang bersama Fariz.

Sepanjang perjalanan, Hana memilih diam. Duduknya diberi jarak dengan lelaki yang berada di sampingnya. Perlahan, Hana mulai merasa jengah dengan tatapan Fariz yang sedari tadi dilempar ke arahnya.

"Kalian kok diem aja? Nggak ngobrol." Ujar Vita.

"Eh. Nggak papa kok, Tan."

"Fariz! Hananya di ajak ngobrol!"

"Iya, Ma. Ini kita lagi bicara lewat hati masing-masing."

"Dasar! Sifat bucinnya turunan dari Papa."

"Kok jadi bawa-bawa Papa?" Leon mendelik ke arah Vita.

"Anak Papa, tuh!"

"Tapi lebih ke anak Mama. Kan Mama yang lahirin dia."

"Benihnya kan dari Papa. Jadi lebih pro anak Papa. Makanya ngasih benih tuh yang unggul, biar nggak kayak gitu pas gedenya."

Hana Life Story [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang