Belajar melupakan masalalu dan menerima hati yang baru. Semoga bahagia selalu setia mengiringi langkahku serta langkahmu, dan berharap agar semesta menjauhkan luka yang berujung pilu.
_Hana Amor Pradipta_
∆
∆
∆
∆Seminggu berlalu akhirnya hari yang ditunggu-tunggu datang juga. Hari ini tepat pada hari dimana Fariz dan Hana akan melangsungkan acara pertunangan sekaligus pernikahan mereka. Dua keluarga yang akan menjadi satu. Tapi, bagaimana dengan Hana? Apakah dia sudah menerimanya dengan tulus? Ah, entahlah. Perasaannya saat ini masih tengah berkecamuk.
Di dalam kamar yang tak terlalu luas, tampak seorang gadis tengah duduk termenung diatas kasur. Matanya terlihat sembab, sesekali ia menghela nafasnya. Meyakinkan dirinya sendiri untuk kesekian kalinya. Mencoba menghilangkan sedikit resah, dan berusaha untuk tetap menerima. Semoga bisa.
"Kevin? Maaf, aku nggak nepatin janji kita dulu untuk terus sama-sama. Kalau aja kamu nggak kayak gini, mungkin hari ini adalah hari bahagia milik kita. Aku belum bisa melupakanmu, aku juga belum bisa mencintai Fariz. Tapi, aku akan mencoba. Ya, mencoba untuk menghilangkan ingatan tentangmu dan mencoba menerima Fariz yang tulus menginginkanku." Ujarnya dengan lirih tak pada siapa-siapa.
"Hana?" Tiba-tiba terdengar suara Kesya dari balik pintu.
"Iya, Ma. Masuk aja."
Kesya menghampiri Hana. "Sayang, kamu kenapa? Mukanya kok kusam banget. Habis nangis ya?"
"Eh! Enggak kok, Ma."
"Jangan bohong sama Mama. Cerita kenapa? Kamu nggak bahagia dengan pertunangan sekaligus pernikahan ini?"
"Hana cuma ngerasa belum siap, Ma. Hana kira ini cuma pertunangan, ternyata sekalian nikah juga. Apa nggak terlalu buru-buru?"
Kesya menarik kepala Hana untuk berada di pelukannya. "Mau bagaimana lagi? Ini keinginan Papamu. Maafin Mama, ya?"
"Hana masih belum bisa nerima hati baru."
"Kamu masih suka sama Kevin?"
"Hana udah kecewa, Ma. Tapi nggak tau kenapa rasanya sulit banget buat ngelupain dia."
"Itu karena kamu benar-benar memberikan cinta yang tulus. Tapi kamu tau sendiri kan balasannya kayak gimana? Ayolah, bangkit."
"Hmm. Iya, Ma. Akan Hana coba."
"Nah gitu dong. Sekarang kamu mandi terus siap-siap ya?" Hana mengangguk sementara Kesya langsung beranjak pergi dari kamar.
***
Keluarga Leon sudah berada di rumah ini semenjak setengah jam yang lalu. Para tamu undangan juga sudah memenuhi ruangan utama. Sebenarnya tidak terlalu banyak tamu yang mereka undang, hanya keluarga terdekat Hana dan Fariz, serta teman-teman dari orangtua mereka. Bahkan tidak ada satu pun teman dari Hana maupun Fariz yang datang, karena mereka memang tidak mengundagnya.
Kesya dan Kayla membantu Hana berdiri di depan cermin untuk melihat hasil riasannya. Hana menatap keluh ke arah cermin yang menampakkan sosok cantik dirinya dengan sebuah gaun putih yang menempel di tubuhnya. Ia tersenyum getir. Perasaannya tercampur antara senang, sedih, gugup, dan canggung. Ia masih belum bisa meninggalkan rumah ini. Rasanya baru saja kemarin ia menjalin hubungan baik dengan papanya, dan kini dirinya sudah harus meninggalkan sang papa serta yang lainnya. Detik berikutnya air mata lolos terjatuh dari mata indah Hana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hana Life Story [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction"Banyak yang pergi dan tak kembali, tapi hidup harus tetap dijalani." Hana Amor Pradipta, gadis ceria yang menjadikan senyum sebagai topeng menutupi luka. Tak percaya akan cinta sebab luka di masa lalu, namun perlahan ada seseorang yang membuatnya p...