Sekali lagi, ini hanya tentang aku, kamu dan waktu dalam jarak yang tak menentu.
∆
∆
∆
∆Dear Mama♡
Aku seakan menerjang angan
Merambat dalam setiap pikiran
Memecahkan segala keluh kegundahan
Menguatkan rasa sabar akan harapanKita terhalang oleh ruang dan waktu
Terambang pada segala rasa rindu
Berusaha untuk tetap kuat menunggu
Percaya akan adanya sebuah temuAku berusaha menikmati masa ini
Meski kadang sepi terus saja menghampiri
Luapan emosi yang semakin menghakimi
Serta keluh yang begitu perihAkan kucoba untuk tetap bertahan
Pada situasi yang amat menggetirkan
Semua pahitnya hidup akan aku terjang
Demi kau, mama tersayangWith love
Hana.Hana menutup buku catatannya, kemudian memeluknya begitu erat. Hanya dengan cara ini hatinya bisa tenang. Setiap kali merindukan Mamanya, ia akan menuliskan sesuatu di buku catatannya. Buku kerinduan. Buku pelepas penat. Baginya, menulis akan membuatnya merasa lebih baik.
"Ma, Hana benar-benar rindu." Gumamnya.
Ia berdiri dan berjalan menuju jendela, kemudian dibukalah jendela itu. Hana duduk di tengah jendela yang dibukanya, semilir angin menerobos pori-pori kulitnya. Terpaan udara begitu sejuk menyapanya. Ia memejamkan matanya, menghembuskan nafasnya. Seketika bayangan akan masalalu kini masuk dalam ingatannya.
*Flashback On
Ketika Hana berumur 4 tahun{}
"Hana! Hati-hati main sepedanya nanti jatuh." Teriak Elya.
"Iya, Ma."
Baru saja Elya memperingati, Hana sudah tersungkur di atas aspal lantaran ia tidak melihat batu besar di depannya.
"Huwaaaa.. Sakit!" Hana menjerit dari sebrang sana.
"Astaga! Hana! Tunggu Papa kesitu, sayang." Pradipta yang tengah membaca koran pun langsung berlari menghampiri putrinya.
"Kaki Hana sakit, Pa."
"Udah jangan nangis, sini Papa tiup."
Sementara Elya juga langsung menyusul putri dan suaminya di jalan.
"Hana! Mama kan sudah bilang jangan jauh-jauh mainnya. Jadi jatuh kan!"
"Maaf, Ma. Hiks hiks."
"Sudah, jangan dengerin Mama kamu. Nanti kita beli es krim ya? Biar lukanya cepet sembuh."
"Beli es krimnya 10! Nanti kita makan sama-sama bertiga di taman!"
"Iya, sayang. Sekarang kamu jangan nangis lagi ya? Jagoan Papa masa cengeng!"
"Sini, gendong sama Mama. Biar Papa yang bawa sepedanya." Elya langsung mengambil alih Hana ke gendongannya.
~
KAMU SEDANG MEMBACA
Hana Life Story [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction"Banyak yang pergi dan tak kembali, tapi hidup harus tetap dijalani." Hana Amor Pradipta, gadis ceria yang menjadikan senyum sebagai topeng menutupi luka. Tak percaya akan cinta sebab luka di masa lalu, namun perlahan ada seseorang yang membuatnya p...