Yang belum follow WP author silahkan di follow terlebih dahulu yaw;) gratis♥
Senyummu itu candu, membuat hati kian menggebu. Tetaplah bersemu, menjadi tempat untuk merindu.
_Fariz Mahesa_∆
∆
∆
∆Semilir angin terasa sangat dingin malam ini, begitu juga dengan suara deburan ombak yang kian terdengar lebih jelas di telinga mereka. Ya, keluarga Pradipta dan Leon kini tengah menyalakan api unggun di depan tenda sembari memakan jagung bakar.
"Ma, Jagung buat Sasa mana?"
"Bakar sendiri dong!" Ujar Fariz.
"Ish, Abang! Sasa kan nggak bisa."
"Ya udah lo nggak usah makan jagung bakarnya kalau nggak bisa bakar. Nyusahin aja nih bocil."
"Sasa.. Sini Papa bakarin jagungnya."
"Iyah, Pa." Sebelum Sasa menghampiri sang papa, lidahnya dijulurkan terlebih dahulu ke arah Fariz.
"Ye! Bocil. Sekalian aja Pa, bakar Sasanya juga."
"Abang kok tega? Ntar Abang nggak punya adik seimut aku lagi, loh."
"Idih. Nih bocil kok jadi kepedean ya?"
"Kan kamu yang ngajarin dia kayak gitu, Riz." Ujar Vita kemudian disusul gelak tawa semuanya.
Kedua keluarga ini tampak asik memakan jagung bakar milik masing-masing, sesekali ekor mata Fariz tertuju pada Hana yang selalu tersenyum dan tertawa ketika sedang berbincang bersama Pradipta. Hati Fariz sedikit tenang, 'Syukurlah, mereka sudah damai tanpa perselisihan lagi.' gumamnya dalam hati.
Hening menyelimuti suasana, Leon beranjak dari duduknya dan memasuki tenda. Tak lama kemudian Leon keluar dan bergabung lagi dengan sebuah gitar di genggamannya.
"Papa Mau nyanyi?" Tanya Sasa.
"Nggak."
"Mau main gitar?"
"Nggak juga."
"Terus?"
"Mau suruh abang kamu yang nyanyi dan mainin gitarnya." Fariz yang tak terima langsung mendelik ke arah sang papa.
"Apa-apaan sih, Pa? Aku kan nggak bisa."
"Jangan merendah, Riz. Papa tau kamu bisa nyanyi dan main gitar."
"Bang Fariz! Cepet nyanyi buat kita semua." Ujar Kayla.
"Nggak ah."
"Ayo, Riz. Sekali aja." Kai ini Vita yang berbicara, dan Fariz tak bisa mengelak ucapan mamanya.
"Gini aja. Fariz yang main gitar, Hana yang nyanyi. Soalnya Hana juga jago banget kalau soal bernyanyi." Ujar Kesya.
"Mama.. Ish!"
"Nggak papa sayang, cepat nyanyi." Ujar Pradipta lembut, membuat Hana menganggukkan kepalanya.
Fariz mengambil alih gitar yang tadinya berada di pangkuan sang papa kini beralih di atas pahanya. Ia mulai memainkan gitarnya, matanya tertuju pada Hana dengan senyum yang ia lengkungkan. Hana menghela nafasnya, kemudian dengan perlahan mulutnya mulai terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hana Life Story [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction"Banyak yang pergi dan tak kembali, tapi hidup harus tetap dijalani." Hana Amor Pradipta, gadis ceria yang menjadikan senyum sebagai topeng menutupi luka. Tak percaya akan cinta sebab luka di masa lalu, namun perlahan ada seseorang yang membuatnya p...