31-Rumit

219 20 1
                                    

Fariz Mahesa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fariz Mahesa

Hana Amor Pradipta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hana Amor Pradipta

Selamat siang kalian😌 Aku kembali membawa sejuta kerinduan😆
Jangan lupa Voment⭐




Hana mengerjapkan matanya ketika sinar matahari masuk menerobos sela-sela jendela kamar. "Huaammmm!" baru saja dirinya hendak bangkit, badannya tertahan karena pelukan Fariz yang masih melingkar di perutnya.

"Riz! Bangun." belum ada sahutan.

"Fariz!"

"Hmmm.. Aku kan udah lulus." ujarnya dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Ya udah lepasin tangan kamu, aku mau mandi." bukannya dilepas malah Fariz semakin mempererat pelukannya.

"Shit! Fariz. Nanti aku telat."

"Biarkan sebentar lagi."

"Apanya?"

"Biarkan seperti ini sebentar lagi."

Hana pasrah menganggukkan kepalanya. "Hufth, iya. Lima menit aja."

Benar-benar bukan 5 menit melainkan sudah lebih dari 10 menit. Hana menatap jam tangannya yang sudah menunjukkan jam 06:15. Ia segera memaksa tangan Fariz untuk dipindahkan dari perutnya, kemudian menempelkan telapak tangannya ke kening Fariz. Tidak panas, mungkin tadi malam Fariz hanya capek saja. Setelah itu Hana langsung beranjak dari kasur dan menuju ke arah kamarnya untuk melakukan ritual mandi dan bersiap-siap. Hanya butuh 10 menit untuk selesai, pagi ini ia benar-benar tak punya banyak waktu. Ia hanya menyiapkan roti beserta selai dan segelas susu di meja makan sebagai sarapan Fariz. Dibuka kembali pintu kamar yang menampakkan sosok lelaki jangkung dengan wajah sedikit pucat yang masih tenang dalam tidurnya.

Hana mengelus puncak rambut Fariz. "Aku berangkat dulu, ya? Dahh."

Sepeninggalan Hana satu jam yang lalu, kini mata Fariz terbuka dengan rasa sakit di kepalanya. Ia mencoba bangkit dari tidurnya kemudian keluar dari kamarnya. Ia tak melihat tanda-tanda keberadaan Hana, mungkin istrinya sudah berangkat ke sekolah. Detik berikutnya Fariz menangkap sebuah roti beserta selai dan segelas susu yang terlihat sudah dingin di atas meja. Pikirnya, pasti Hana yang menyiapkan ini. Ia tersenyum singkat kemudian mulai duduk dan memakan sarapan itu.

Hana Life Story [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang