16-Perjodohan

283 32 0
                                    

You can only plan. but God determines everything!




Ada banyak hal yang terjadi tanpa harus diterka-terka. Tuhan bisa mengubah segala yang kita rencanakan. Begitupun sebaliknya, sesuatu akan terjadi tanpa kita merencanakannya.

Vita tengah sibuk memasak di dapur, Elsa yang masih kecil hanya diam memperhatikan, sesekali membatu mamanya mengambilkan sesuatu. Hana terlihat menghampiri Vita dari arah pintu dapur.

"Tante kayaknya mau masak banyak, deh. Hana bantuin ya?"

"Nggak usah, Sayang. Tante bisa sendiri."

"Aish. Nggak enak kalau Hana diem aja, sini Hana yang nyuci sayurnya." Hana menyambar Sayur dari tangan Vita.

"Ya udah kalau kamu maksa. Tante malah seneng, berasa punya anak cewek."

"Sasa kan cewek juga, Tan?"

"Iya, sih. Tapi Sasa kan masih kecil, nggak nyambung kalau lagi ngobrol sama Tante. Sedangkan Fariz, boro-boro mau ngobrol panjang, kerjaannya ngegame terus kalau di rumah."

"Mama udah berani ngomongin aku dari belakang?" Tiba-tiba Fariz muncul kemudian langsung mengangkat adiknya ke atas gendongannya.

"Itu kan fakta!"

"Abang! Turunin! Sasa nggak mau digendong Abang." Elsa terus saja menepuk-nepuk kepala Fariz.

"Kenapa nggak mau? Seharusnya kamu bersyukur bisa digendong sama cowok seganteng Abang."

"Abang jelek! Bau! Suka ngigo Miyabi kalau lagi bobo siang!" Seketika semua mata menatap ke arah Fariz dan Elsa.

"Begonya jangan dimunculin dong!" Fariz merutuki dirinya sendiri, bagaimana bisa ia mempunyai adik yang begonya sangat natural.

"Tan, emangnya ada acara apa? Kok Tante masak sebanyak ini?" Hana mencoba mengalihkan pembicaraan, sementara Fariz bisa bernafas lega sekarang. Kalau tidak, pasti ia akan diomelin mamanya karena pasti mamanya curiga kalau dirinya masih sering nonton Miyabi. Haha.

"Oh, iya. Tante lupa ngasih tau kamu, suami Tante mau pulang dari luar kota. Terus suami Tante ngundang keluarga sahabatnya makan malam disini."

"Oh, kalau gitu nanti Hana di kamar aja. Biar nggak ganggu."

"Kata siapa ganggu? Pokoknya kamu harus ikut gabung."

"Memangnya nggak apa-apa, Tan?"

"Tentu."

***

Leon turun dari mobilnya kemudian di sambut penuh semangat oleh semua orang yang menantinya. Ia menghampiri mereka, kemudian langsung mengangkat tubuh mungil Elsa dan mengecup kening istrinya.

"Yey! Akhirnya Papa nggak bohong lagi! Papa beneran pulang!"

Elsa kegirangan di gendongan Leon, sementara Leon mengusap lembut puncak rambut putrinya. Seketika dada Hana langsung terenyuh melihat pemandangan di hadapannya, membuatnya kembali teringat pada masa kecil dulu yang selalu dimanja oleh papanya.

"Ayo, kita masuk."

Semuanya sudah duduk rapih di meja makan. Leon sibuk melayani Elsa yang tengah manja di pangkuannya. Vita menyajikan beberapa makanan di atas meja. Hana tengah melamun dengan tatapan kosong sedari tadi, sedangkan Fariz hanya memandang diam ke arah Hana.

"Eh.Papa kok baru sadar kalau ada cewek." Leon menatap intens pada Hana, yang ditatap langsung gelagapan terbuyar dalam lamunannya.

"Perkenalkan, Om. Nama Saya Hana, temannya Fariz."

Hana Life Story [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang