15-Memulai kembali

230 37 0
                                    

Masalalu biarkan menjadi sebuah pembelajaran. Mulailah dari awal untuk sebuah keinginan. Maka, harimu akan senantiasa bersama kebahagiaan.



Hana masih merebahkan tubuhnya di atas sofa semenjak kepulangannya dari sekolah. Sedangkan Fariz meminta izin untuk pulang terlambat karena ada urusan mendadak. Ya, tentu saja dirinya masih berada di rumah Fariz. Selain masih canggung untuk pulang ke rumah, Vita juga melarangnya untuk pulang sekarang.

"Sayang, kok istirahatnya nggak di kamar?" Vita menghampiri Hana sembari menyodorkan segelas jus jeruk.

"Eh, Tante. Makasih jus jeruknya. Iya, nanti Hana ke kamar."

"Mau makan dulu?"

"Nggak, Tan. Nanti aja nunggu Fariz kalau udah pulang."

"Emangnya tuh anak kenapa kok bisa nggak bareng sama kamu? Biasanya kan pengen meped-meped terus."

"Nggak tau, Tan. Kayaknya ada urusan penting banget."

"Ya udah kamu istirahat aja dulu, ya? Tante mau ke kamar Sasa."

"Oke, Tan."

Hana memijat pangkal hidungnya. Menghembuskan nafasnya untuk kesekian kalinya. Entah mengapa perasaannya tiba-tiba tidak karuan. Ia melangkahkan kakinya menuju kamar kemudian merebahkan tubuhnya di atas kasur berwarna merah muda.

*Ting!
Bunyi pesan masuk dari ponselnya membuat Hana segera mengeceknya. Alisnya dikerutkan ketika membaca pesan itu, seperti sedang berpikir.

Fariz kambing🐐
Gue pulang agak petang. Lo jangan lupa makan!

Anda
Y.

Fariz kambing🐐
Astaghfirullah.

Hana memilih membanting ponselnya dan tidak membalas pesan dari Fariz lagi. Kemudian ia beranjak untuk mandi.

***

Fariz menghentikan motornya di depan rumah bernuansa sejuk. Ia memberanikan tekadnya untuk masuk ke dalam. Perlahan ia melangkahkan kakinya, menarik nafasnya dengan tenang. Sebenarnya ia tak yakin akan diterima oleh tuan rumahnya, mengingat bagaimana sadisnya perlakuan Pradipta pada Hana.

Ya, saat ini Fariz tengah menberanikan diri untuk bertemu dengan Pradipta. Meminta penjelasan akan perlakuan seorang ayah pada putrinya. Bukannya ingin ikut campur, ia hanya berusaha mengurangi beban Hana. Semoga saja dirinya mampu mempengaruhi Pradipta agar lebih memperhatikan Hana.

"Cari siapa, Den?" Wanita paruh baya keluar dari pintu setelah Fariz mengetuknya berkali-kali.

"Om Pradiptanya ada?"

"Oh, ada. Kebetulan Tuan sudah pulang dari kantor. Sebentar ya, saya panggilkan dulu. Silahkan masuk." Fariz memasuki rumah itu kemudian duduk di atas sofa.

Tak lama kemudian, Pradipta datang dengan muka yang begitu masam. Fariz menelan salivnya beberapa kali, mencoba menahan gugupnya dan bersikap seolah tenang.

"Kamu siapa? Dan ada perlu apa mencari saya?" Ujar Pradipta sembari duduk di depan Fariz.

"Nama saya Fariz Mahesa, Om. Ada beberapa hal yang ingin saya bicarakan dengan Om."

Sekilas Pradipta nampak begitu tak asing dengan embel-embel Mahesa. Ia mengerucutkan keningnya tengah berpikir.

"Tunggu, nama ayahmu siapa?"

Hana Life Story [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang