02-Fariz Mahesa

562 71 11
                                    

Jika aku dan kamu dipertemukan kembali, itu tandanya kita memang sudah dipilih untuk menjadi dua orang yang saling memiliki. Seperti apapun caramu menjauh, kalau sudah ditakdirkan bertemu mau bagaimana lagi?
_Fariz Mahesa_




Fariz Mahesa. Anak pertama dari pengusaha kaya raya Leon Mahesa, ibunya bernama Vita dan adiknya bernama Elsa.

Meskipun Leon jarang ada di rumah karena sibuk mengurus bisnisnya di luar kota tapi keharmonisan mereka selalu tercipta. Bagi Fariz, bahagia itu ketika sebuah senyum tercetak pada bibir keluarganya.

Pagi ini Fariz terlihat sangat buru-buru, ia langsung menyambar roti dan susu di meja lalu memakannya. "Ma, Fariz langsung berangkat ya?"

"Kalau makan itu duduk, bang. ?" Vita menggeleng-gelengkan kepala melihat anak pertamanya ini.

"Tumben buru-buru banget, bang. Biasanya juga siang kalau berangkat." Celoteh Elsa, adik Fariz yang baru berusia 5 tahun.

"Bawel. Sasa hari ini diantar mama aja ya? Abang ada urusan nggak bisa bareng."

"Iya, nanti mama yang antar sasa. Kamu hati-hati ya."

"Siap, ma. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

***

Fariz melajukan sepeda motornya, membelah angin lalu memutar-mutarkan bola matanya seperti sedang mencari seseorang. Diapun berhenti di pertigaan gang yang tak jauh dari rumahnya.

"Seharusnya bisa ketemu. Sepertinya rumah gadis itu tak jauh dari komplek sini." Gumamnya dalam hati.

Setelah menunggu lama, akhirnya ia melihat gadis itu yang tengah mengumpat dan berbicara sendiri dari arah belakang.

Fariz akhirnya memilih turun dari motor dan berdiri tegak di arah gadis itu berjalan.

"Sial! Sampai kapan papa pilih kasih? Aku yang anak kandung nggak pernah diantar ke sekolah, sedangkan Kayla yang anak tiri malah selalu diantar. Emang sialan!" Dirinya terus saja mengumpat sembari menghentak-hentakkan kakinya yang tengah berjalan seorangan.

*Brukk!!

Terlalu banyak mengumpat sampai Hana tidak sadar kalau di depannya ada orang.

"Maaf." Ucapnya masih dengan kepala menunduk tanpa melihat orang itu dan terus melangkahkan kaki.

"Minta maaf tapi kayak nggak niat minta maaf." Sindir seseorang itu. Hana yang merasa tersindir langsung menoleh dan mendekati.

"Lo?"

"Iya, gue Fariz yang tadi malam nanya nama lo tapi lo langsung kabur."

"Terus?"

"Lo punya salah karena tadi udah nabrak gue."

"Ck, gue kan udah minta maaf."

"Minta maaf aja nggak cukup!"

"Maksud lo?"

"Lo harus jadi pacar gue."

"Gila, lo. Nabrak aja sampe nyuruh dijadiin pacar. Kenal aja kagak! Mending kalau mukanya mirip Sehun."

"Ya udah lo pilih jadi pacar atau pergi bareng ke sekolah?"

Hana terdiam, ia baru sadar kalau seragam yang dikenakan cowok itu sama persis dengan seragam sekolahnya. Tapi mukanya sangat asing, sepertinya bukan satu angkatan. Mungkin kakak kelasnya.

"Jadi lo pilih mana?" Fariz membuyarkan lamunan Hana.

"Pergi bareng ke sekolah. Amit-amit kalau sampe jadian sama cowok kepedean kayak lo."

Hana Life Story [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang