14-Move On

269 36 0
                                    

Jika mencintaimu adalah sebuah kesalahan. Maka, akan aku buang segala perasaan yang menyakitkan.
_Hana Amor Pradipta_




Hana memasuki kelasnya. Menghampiri kedua sahabatnya yang tengah bermain ponsel. Matanya tertuju pada bangku kosong di sampingnya, ia memicingkan matanya kemudian menghela nafas dengan kasar.

"Banci. Lo malah menghilang gitu aja setelah apa yang udah lo perbuat. Gue benci lo, Vin." Hana membatin.

Moodnya memburuk. Segera ia menekukkan tangannya di atas meja, kemudian ditidurkanlah kepalanya di sana. Emosinya sedang tidak membaik, otaknya masih berkeliaran mengingat kejadian tadi malam. Kejadian yang tak ingin ia ingat lagi tetapi selalu gagal. Bayangan Kevin dengan senyum manis selalu muncul di pikirannya.

"Arrghh!" Ia mengusap gusar wajahnya.

"Lo kenapa sih, Na?" Tanya Tia.

"Gue benci dia."

"Jangan bilang kalau Kevin..." Kiya mulai menduga-duga.

"Gue salah karena udah ngasih kesempatan buat orang yang sama sekali nggak sayang gue."

"Sudah gue duga! Awas aja kalo sampai dia menampakkan diri lagi, gue nggak segan-segan buat jambak dia!"

"Nggak usah. Gue harap, dia nggak kembali lagi. Gue lelah. Gue mau lupain dia."

"Nah, gitu dong! Move on sama yang nggak layak buat diperjuangin! Gue team Fariz!"

"Ngapa lo jadi bawa-bawa Fariz?"

"Anu. Kan, Fariz gebetan lo."

"Asu!"

Sepanjang kelas dimulai, Hana sama sekali tidak bisa berkonsentrasi. Kepalanya benar-benar pusing. Ia mengabaikan Bu Firda yang sedari tadi tengah menjelaskan. Sesekali ia menghembuskan nafasnya, kemudian larut kembali dengan lamunannya.

"Hana, aku sayang sama kamu. Untuk seterusnya."

"Aku nggak bakal ninggalin kamu."

"Cuma kamu yang aku minta, Na."

"Jangan pernah berpaling dari aku."

"Kamu terlalu berarti bagi aku."

Kalimat-kalimat itu kembali menghiasi pikirannya, ucapan dari seseorang yang dicintainya. Tapi semuanya hanya bulshit. Bagaimana bisa Kevin mengingkarinya? Bukankah selama ini Hanya Kevin yang Hana percaya? Ah, sepertinya cinta memang tak selamanya memiliki.

"Yang di belakang dengerin saya!" Bentak Bu Firda ketika melihat Hana sedari tadi hanya melamun.

"Na! Bu Firda marahin lo! Udah ngapa galaunya!" Kiya mencoba membuyarkan lamunan Hana, namun tak berhasil.

"Hana Amor Pradipta!" Bentakan Bu Firda untuk kedua kalinya dan membuat Hana berhasil sadar dari lamunannya.

"Eh, iya bu?"

"Jelasin ulang apa yang tadi Ibu jelaskan!"

"A-anu Bu. Saya nggak denger, hehe." Hana menggaruk-garukkan kepalanya yang sama sekali tidak gatal.

Hana Life Story [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang