25-BFF

230 22 1
                                    

Aku memaafkanmu bukan karena terlalu mudah mengatakan iya, hanya saja aku lebih memilih membuang egoku, memilih untuk melupakan satu kesalahanmu dari pada melupakan semua kebaikanmu.
_Hana Amor Pradipta_




Matahari mulai memamerkan sinarnya. Jalanan ramai sudah dipenuhi oleh beberapa kendaraan. Seperti biasa, Hana selalu berangkat sekolah dengan calon tunangannya. Kerap kali ia menolak, tetap saja pada akhirnya tak bisa mengelak karena papanya yang memerintah. Jika sudah seperti ini mau bagaimana lagi?

"Lo tenang aja. Pelakunya udah gue temuin." Ujarnya sembari turun dari motor.

"Hah? Siapa?"

"Lo bakal tau sendiri. Sekarang, kita ke ruang BK." Hana yang tak mengerti langsung menuruti saja ketika tangannya tiba-tiba ditarik paksa.

Kepala sekolah, Pak Jarot selaku guru BK, Fariz dan Hana. Mereka tengah duduk berhadapan bak seorang pidana yang akan melaksanakan sidang. Suasananya semakin hening dan tegang, tak ada obrolan sedikitpun mengisi ruangan ini. Yang mereka lakukan hanyalah duduk diam menunggu si pelaku pencemaran nama baik itu. Detik berikutnya, pintu terbuka menampakkan 2 orang gadis yang satu tinggi dan yang satu pendek. Yang satu tampak ketakutan dan yang satu lagi tampak datar. Fariz mendengus sembari memiringkan senyumnya, sementara Hana membuka mulutnya terkejut dan tak menyangka.

Sontak Hana langsung berdiri. "Kiya? Lo kenapa ikut kesini? Lo disuruh dia kan?" Ujarnya sembari menunjuk ke arah Alica.

"Hana, Kiya terlibat dalam kasus ini. Dia udah bersekongkol sama Caca." Ucap Fariz dan pada detik itu juga Hana mendudukkan lagi dirinya ke kursi sembari menutup mulutnya dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Sudah! Diam! Alica dan Azkiya, kalian duduk." Tegas Pak Jarwo.

"Tindakan kalian ini sangat memalukan! Apa kalian tidak memikirkan sama sekali pihak mana saja yang akan rugi dengan kalakuan kalian? Bukan hanya Fariz dan Hana, tetapi juga sekolah kita! Kalian sudah bener-bener kelewat batas, kalian sudah mencoreng nama baik sekolah sendiri." Ujar kepala sekolah dengan sedikit membentak.

"Mohon maaf, karena kalian sudah sangat keterlaluan dan sudah mencoreng nama baik sekolah, maka dari itu bapak memutuskan untuk mengeluarkan kalian dari sekokah." Tambahnya.

"Hah? Dikeluarkan? Pak, saya minta maaf. Saya nggak akan ngulangin lagi. Saya mohon jangan keluarin saya dari sekolah, Pak." Ujar Alica dengan wajah memelasnya, sementara Azkiya masih tetap acuh.

"Tidak ada toleransi! Kesalahan kalian ini sangat fatal! Sekarang kalian tanda tangani berkas ini."

"Nggak, Pak. Saya nggak mau keluar dari sekolah, saya mohon Pak."

"Alica! Jangan nantang saya! Sekarang kamu pilih, lebih baik dikeluarkan dari sekolah atau menyerahkan diri kamu sendiri ke polisi."

"A-anu Pak. Ya udah deh, hiks hiks." Akhirnya Alica dan Azkiya menanda tangani berkas itu. Dan sekarang, mereka bukan lagi murid SMA Garuda. Keduanya tampak menghela nafas secara bersama.

"Udah kan? Kalau gitu saya permisi." Ujar Azkiya kemudian langsung keluar dari ruangan BK.

"Kiyaa!! Tunggu!" Hana berteriak hendak mengejar Azkiya sebelum akhirnya Fariz menahan tangannya.

Hana Life Story [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang