Aku menyukai matamu. Menyukai semua yang ada pada dirimu. Rasanya ingin terus memandangmu, meski dalam diam dan kau tak tahu.
_Fariz Mahesa_∆
∆
∆
∆Acara pesta ulang tahun Tia yang ke-17 tahun akan dibuka setengah jam lagi, tetapi Hana tak kunjung datang juga. Sementara Tia dan Kiya menatap gelisah ke arah pintu, berharap Hana segera datang tapi nyatanya tidak ada pertanda kemunculan Hana. Fariz yang tengah berkumpul dengan sahabatnyapun ikut gelisah, pasalnya Hana adalah alasan mengapa ia menghadiri pesta ini.
Sedari tadi Hana belum berpakaian rapi. Jangankan berpakaian rapih, mandi saja dia tidak sempat. Selepas pulang dari Cafe, Hana langsung kena marah sama ayahnya gara-gara pulang telat waktu. Dan sekarang, jika dia izin keluar lagi takut membuat ayahnya semakin marah. Hana menggigit bibir bawahnya menahan tangis, jika ia tidak datang ke pesta maka dirinya sudah mengecewakan sahabatnya padahal Hana yakin mereka pasti sudah menunggu lama kedatangannya. Akhirnya Hana beranjak ke toilet untuk cuci muka, bagaimana juga ia harus tetap hadir di acara spesial Tia.
Hana segera bersiap-siap merias diri dan tidak perlu mencolok. Kini ia dibaluti sebuah dress selutut tanpa lengan berwarna putih dengan rambut sebahunya digerai lurus, menaburi bedak bayi pada wajahnya dan sedikit lipstik pink di bibirnya. Sungguh sederhana namun mampu membuat lelaki manapun terpikat.Hana memberanikan diri menghampiri Pradipta untuk meminta izin.
"Pa." Tidak ada sahutan, Pradipta hanya menatap sekilas anaknya lalu beranjak menuju kamar.
"Tunggu, pa!"
"Apa lagi!"
"Hana minta izin buat hadir di acara ulang tahun Tia malam ini."
"Terserah kamu saja! Saya sudah muak! Kamu ini memang jalang suka keluar malam, pakai alasan ulang tahun teman segala!
"Sumpah, pa. Aku menghadiri acara ulang tahun Tia, lagian aku kan jarang banget keluar malam."
"Kamu boleh pergi sekarang! Bila perlu kamu tidak usah kembali lagi!!"
*Degg!! Hatinya teriris saat ucapan kasar terlontar dari mulut ayahnya. Sesegera mungkin Hana berlari keluar disertai air mata yang tak bisa ditahan.
***
Seorang gadis memasuki pintu keramaian, seketika semua mata dan pandangan tertuju ke arah gadis itu. Sungguh sebuah pemandangan yang tidak boleh dilewatkan, begitu anggun dan sayang untuk tidak dilihat. Sedangkan Fariz di sebrang sana tak henti-hentinya menatap intens pada Hana, mulutnya menganga dan satu tangannya diletakkan di dada sembari menarik nafas dalam-dalam.
Hana menghampiri Tia dan lainnya dengan senyum yang sangat bahagia.
"Hanaaaaa! Astaga, lo bener Hana kan?" Kiya langsung meneliti setiap tubuh Hana, sedangkan Hana yang diperlakukan demikian hanya menunduk.
"Sumpah, Na! Lo udah buat gue nunggu! Dan alasan kenapa lo lama banget datang pasti gara-gara lo sibuk merias diri kan?" Tia yang sedari tadi gemas mulai melontarkan ocehannya.
"Maaf, Tia. Dandan gue nggak lama, yang lama itu nungguin abang grab." Alibi Hana, padahal ia telat karena harus berdebat dulu dengan ayahnya.
"Tapi malam ini lo cantik banget, Na. Lo udah nyaingin gue yang ulang tahun dari perhatian para tamu, mereka malah lebih asik ngeliatin lo dari pada gue yang punya acara. Sampe-sampe gue juga ikut terpaku ngeliat kedatangan lo."
"Nggak, ah. Biasa aja!"
Fariz, Irfan dan Bagas menghampiri Hana serta yang lainnya. Mata Fariz tak berhenti memandangi wajah polos Hana yang sangat menggemaskan, kalau saja hanya ada mereka berdua, sudah dipastikan Fariz akan langsung menggrepe-grepe Hana tanpa basa-basi. Ahaha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hana Life Story [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction"Banyak yang pergi dan tak kembali, tapi hidup harus tetap dijalani." Hana Amor Pradipta, gadis ceria yang menjadikan senyum sebagai topeng menutupi luka. Tak percaya akan cinta sebab luka di masa lalu, namun perlahan ada seseorang yang membuatnya p...