24-Son of a bitch

249 26 1
                                    

Vote sebelum komen:)
Yang belum follow, silahkan follow terlebih dahulu;)
Oke, happy reading guys💋




Fariz berlari gontai memasuki rumah. Ia tengah mengelilingi semua isi rumah untuk mencari keberadaan sang papa. Seketika langkahnya terhenti tepat di pintu dapur, ia merutuki dirinya sendiri karena telah menganggu momen sepasang suami istri yang berada di hadapannya. Vita yang menangkap tubuh Fariz sontak melepaskan pelukannya karena merasa malu, sementara Leon hanya berdehem menghilangkan rasa canggungnya.

"Eh! Sorry Ma, Pa. Lanjutin aja!"

"Ada apa Fariz?" Tanya Leon.

"Nanti aja, deh. Papa sama Mama mendingan ke kamar aja, kalian masih pengen ngelanjutin yang tadi kan?" Ujarnya dengan nada menggoda.

Vita langsung melotot ke arah Fariz dengan pipi yang sudah seperti kepiting rebus. "Farizzzz!"

Fariz terkekeh sembari mengangkat dua jarinya ke atas. "Haha. Piss, Ma."

"Oh, iya. Fariz ada perlu sama Papa."

"Ikut Papa." Leon melangkah lebih awal menuju ke ruang tamu.

"Ma? Fariz pinjem Papa dulu, ya? Yang tadi dipending dulu. Haha." Ujar Fariz kemudian langsung berlari meninggalkan Vita yang tengah menahan panas di pipinya.

"Duduk! Kenapa?" Ujar Leon.

"Fariz mau minta kontaknya Om Aryo."

"Buat apa? Kamu ada masalah?"

"Penting banget, Pa. Ini menyangkut soal Hana."

"Apa?"

Fariz mulai menceritakan kejadian yang menimpanya kemarin. Leon ikut tersulut emosi ketika mendengarkan cerita dari Fariz. Ia segera bangkit menuju ke kamarnya. Tak lama kemudian ia kembali dengan sebuah ponsel di genggamannya. Tangannya mulai mengotak-atik ponsel tersebut.

"Udah papa kirim kontaknya ke WA kamu."

"Oke, Pa. Makasih."

"Sekarang kamu istirahat dulu. Om Aryo jam segini masih sibuk, kemungkinan kamu bisa menghubunginya nanti sore."

"Hm. Ya udah Fariz ke kamar dulu, Pa."

Fariz melangkahkan kakinya menuju ke arah kamar. Direbahkan tubuhnya di atas kasur. Ia merasa badannya sangat lelah, semalaman dirinya begadang karena susah tidur. Kali ini ia memilih untuk menyalakan musik box yang berada di sampingnya. Kemudian perlahan matanya mulai terpejam.

***

Sore harinya, Fariz terbangun dari tidurnya. Hal pertama yang ia pikirkan saat membuka mata adalah menghubungi Aryo. Fariz bangkit dari kasur. Segera ia mencabut ponsel yang sedari tadi sedang di cass, setelah itu mulai menekan-nekankan jarinya di atas layar. Tak lama kemudian, seseorang dari sebrang sana menyapanya.

"Halo? Ini siapa?"

"Halo, Om. Ini Fariz, anaknya Papa Leon."

"Oh, Fariz. Kenapa Nak?"

"Fariz mau minta bantuan Om buat melacak seseorang."

Hana Life Story [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang