28-Baku hantam

220 20 0
                                    

Semoga masih ada yang mau membaca ceritaku ya😌
Meskipun ceritanya nggak jelas😭
Tak masalah, masih amatir. Yang penting terus belajar untuk memperbaiki kesalahan dalam menulis:)
Happy Reading, beri aku dukungan serta kritik kalian⭐

Sebagai pembukaan, author kasih asupan cogan dulu nih😆

Fariz paling tinggi kan uwwu😍Ingat wajah Irfan? Ya, itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fariz paling tinggi kan uwwu😍
Ingat wajah Irfan? Ya, itu. Yang paling narsis!
Bagas juga nggak kalah keren dan cakep dong😭
Semuanya milik author💋




Cahaya matahari menerobos melalui sela-sela jendela. Sel-sel kulit merasakan dinginnya udara pagi. Hana terbangun dari tidurnya merasakan pancaran sinar yang menerpa wajahnya. Ia segera bangkit dan bergegas membangunkan Fariz. Dilangkahkanlah kakinya menuju sebuah kamar yang berada tepat di depan kamarnya, pintunya tak dikunci sehingga ia langsung menerobos masuk tanpa permisi.

"Bangunnn!!!!!!" Hana menyingkap selimut yang menutupi tubuh Fariz.

"Hummm. Bentar lagi."

"Nanti telat!"

Fariz menarik kembali selimutnya. "Kata Mama kan kita nggak usah sekolah dulu hari ini. Nikmatin masa-masa pengantin baru kita."

"Nggak! Hari ini kita tetap berangkat. Lagian juga minggu depan kan lo ujian!"

"Gampang, tinggal nyontek."

"Jangan menyepelehkan segala sesuatu, Fariz Mahesa! Cepat bangun terus mandi, gue juga mau mandi." Hana kembali menyingkap selimut itu, kemudian memaksa Fariz bangun dari tidurnya.

"Hm. Ya udah tapi mandi bareng, ya?"

"Bacot lo!" Hana segera keluar meninggalkan Fariz yang masih berbaring malas.

***

"Bakso datang!" ujar Mang Ujang dengan sebuah mampan di tangannya.

"Makasih, Mang."

Disinilah mereka berada. Tempat yang dijadikan syurga oleh para murid SMA Garuda. Terlihat tampak riuh di sebelah pintu masuk, tak sedikit juga yang saling bercengkrama sehingga suasana kantin menjadi semakin gaduh. Fariz sibuk memperhatikan Hana, membuat sang empu tampak jengah. Apalagi jika mengingat kejadian semalam, rasanya ingin sekali Hana ingin membuang jauh-jauh ingatan tentang hal itu.

"Jadi kemarin itu kalian kenapa? Kok bisa barengan nggak masuk sekolah? Udah gitu nggak ngasih kabar lagi. Why?" Tia membuka obrolan.

Hana menjadi kaku. "Em, a-anu. Nggak papa gue cuma lagi nggak enak badan kemarin."

"Terus lo kenapa Riz? Pergi ke salon?" tanya Bagas.

"Kemarin gue lagi males liat muka lo. Makanya gue alfa."

Hana Life Story [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang