14. Benci Ayah

7.4K 1.2K 72
                                    

⭐⭐⭐
ILY deh buat yang vote sama komen
😂😂😂

Jaemin keluar dari kelasnya dan segera menuju ke perpustakaan. Padahal sekolah sudah sangat sepi, tapi Jaemin masih berkutik dengan tugasnya yang super duper numpuk itu. Di perpustakaan pun sama, hanya ada beberapa orang dan juga penjaga perpus di sana.

Jaemin berjalan ke arah rak biologi, lalu kimia tak lupa dengan fisika. "Oh, ka Jaemin di sini juga?" Jaemin menoleh dan mendapati Lami di rak yang sama. Jaemin hanya tersenyum lalu mengangguk.

"Oh ya ka, aku ada pelajaran kimia yang engga ngerti boleh minta bantuannya?"

"Gimana ya, kaka harus langsung pulang setelah ini. Bunda kaka takut nyariin."

"Aku ikut ke rumah kaka deh, nanti aku pulang sendiri."

Jaemin menghela nafasnya lalu mengangguk, setelah itu Jaemin langsung pergi ke penjaga perpus untuk meminjam beberapa buku yang ia gunakan. Lami tentu saja senang dan mengikuti langkah demi langkah milik Jaemin.

"Kaka bawa mobil atau motor?"

"Hem, motor. Emangnya kenapa?"

"Aduhh, mampus aku kan pake rok mana kecil banget lagi."

"Ka, bisa pinjemin jaketnya gak? Aku pake rok kecil soalnya. Hehe."

Bisa di bayangkan betapa malunya Lami saat berbicara roknya kecil di hadapan Jaemin. Jaemin berdehem lalu meminjamkan jaket kulit miliknya itu.

Tanpa basa basi lagi, Jaemin naik ke atas motornya dan mengeluarkan motor tersebut dari parkiran sekolah. "Naik." Ucap Jaemin, langsung saja Lami naik kemudian menempelkan tangannya di pinggang Jaemin.

"J-jangan di peluk."

"Eh, maaf ka. Aku takut jatuh soalnya."

"Pegangan di pundak aja, jangan di peluk."

Lami mendengus kesal lalu mulai menempelkan tangannya di pundak lebar milik Jaemin. Tentu saja Jaemin tidak mau di peluk oleh sembarang wanita, maksudnya hanya ingin oleh satu wanita.

Dan selama ini, Jaemin baru pernah merasakan pertama kali di peluk oleh perempuan. Namun bukan oleh Lami, melainkan Natta yang pertama kali memeluknya.

Okay, lupakan. Kini motor Jaemin melaju dengan stabil menuju rumahnya. Hening, tidak ada pembicaraan yang mereka bicarakan. Tidak terasa, 30 menit mereka sudah sampai di depan rumah Jaemin.

"Turun," Lami mengangguk kemudian ia turun dan juga melepaskan jaket kulit milik Jaemin. Tak lama, mereka mulai masuk ke dalam rumah yang lumayan sepi. Yoona ke caffe dan Siwon tengah pergi ke kantor.

"Duduk dulu di sofa, dan mau minum apa?"

"Um, terserah kaka aja hehe."

Jaemin mengangguk lalu melangkahkan kakinya menuju arah kamarnya untuk mengganti pakaiannya. Lami menatap sekitar, rumahnya besar dan juga terawat.

Kemudian, pandangannya teralihkan oleh satu foto yang terletak di dekat vas bunga. Foto keluarganya, Lami baru tau bahwa Jaemin itu anak tunggal. Pantas saja ia sangat rajin, pintar dan juga ramah. Karena dia anak satu satunya di keluarga ini.

Racing ; Na Jaemin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang