Bismillahirrahmanirrahim.
'Seuntai kata yang ku panjatkan pada Sang Maha Pencipta, agar selalu melindungimu disaat kau tak bersama ku'
----Seorang gadis memutuskan untuk pulang ke kediamannya setelah jam kampusnya habis Adibah memutuskan untuk pulang tadi. Perlahan Adibah membuka knop pintu rumah. Memasuki rumah Atthar dan dirinya. Adibah perlahan mengayunkan kakinya menuju kamar.
Sepi, itulah keadaan rumahnya sekarang. Adibah tidak menemukan keberadaan suaminya. Dia menghembus napas kasar, selalu saja Atthar pulang malam. Hatinya begitu miris, sampai sekarang Atthar belum menerima keberadaannya.
Adibah memasuki kamar menuju balkon di kamarnya. Mendaratkan bokongnya di sofa panjang yang berada di balkon.
Tak teras buliran Air mata keluar dari peluk mata Adibah. Hatinya begitu sakit saat mengingat sifat Atthar yang dingin.
Semiliran angin menerpa kulit wajah Adibah. Dia menangkupkan kedua tangan ke wajahnya. Menangis meratapi nasibnya. Biarlah untuk saat ini Adibah menumpahkan kesidihannya. Setelah merasa puas, Adibah menyandarkan tubuhnya ke penyangga sofa menutup matanya sampai-sampai dia tertidur di balkon kamar tersebut.
🌠🌠🌠
Atthar memarkirkan motornya di pelataran rumah. Setalah itu dia turun dari motor yang ia tunggangi. Jika, tidak karena nasihat dari sahabatnya Atthar tak akan pulang. Dia terlalu malas bertemu dengan gadis itu.
Hening, itu yang Atthar rasakan saat pertamakali memasuki rumahnya. Seperti ada sesuatu yang kurang, tetapi entah apa itu Atthar pun tak tahu.
Karena merasa tenggorokannya kering Atthar melangkahkan kakinya ke arah dapur mengambil satu gelas mengisinya dengan air putih. Atthar mulai meneguk minumanya. Tiba-tiba Atthar teringat sesuatu, kemana gadis itu. Biasanya Adibah selalu menyambut kepulangannya. Sekarang kemana gadis itu?
'Paling tuh cewek di kamar' batin Atthar dalam hati.
Ah, sudahlah kenapa Atthar jadi memikirkan Adibah! Lebih baik Atthar menuju ke kamar, tubuhnya ingin segera di istirahatkan. Dari pada Atthar pusing memikirkan gadis itu.
Atthar menaiki tangga satu persatu menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Hati Atthar menjadi sedikit khawatir saat tidak menemukan gadis itu di kamar. Dia menelusuri setiap sudut kamar. Tunggu, Atthar seperti melihat seseorang di balkon kamarnya.
Perlahan Atthar menghampiri seseorang tersebut yang ternyata adalah istrinya. Hati Atthar sedikit meringis saat melihat Adibah yang tertidur dengan posisi duduk.
Karena Atthar tidak ingin berbicara dengan gadis itu, lebih baik Atthar memindahkan Adibah tanpa membangunkan gadis itu. Perlahan Atthar membopong tubuh Adibah ala bride style, begitu hati-hati Atthar memindahkan Adibah agar gadis itu tidak terbangun. Atthar melakukan ini bukan karena perhatian dengan Adibah. Hanya sekedar rasa kasihan.
Atthar meletakkan tubuh Adibah ke tempat tidur. Menyelimuti tubuh Adibah sebatas dada. Karena merasa tubuhnya sangat lengket, Atthar bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
🌠🌠🌠
Atthar mengerjakan matanya menyesuaikan cahaya lampung yang masuk ke dalam rentina matanya. Saat pertama kali ia membuka mata, Atthar melihat Adibah yang masih terjaga dalam tidurnya. Atthar merasa aneh dengan Adibah, biasanya gadis itu selalu membangunkannya untuk sholat berjamaah. Tapi, kali ini tidak.
Sejanak Atthar memandangi setiap inci wajah perempuan yang ia benci, karena gampang sekali menerima perjodohan itu. Mengapa wajah gadis itu begitu pucat? Karena merasa ada yang aneh Atthar mengangkat tangannya ke kening Adibah.
'Dia demam, gue harus gimana?' batin Atthar bingung.
Atthar mencoba membangunkan Adibah. Atthar menepuk-nepuk pipi Adibah agar gadis itu terbangun.
"Hey bangun." ujar Atthar.
Merasa tidurnya terusik Adibah mengerjakan matanya. Mengapa saat ia ingin membuka mata merasa begitu berat? Bahkan tubuhnya menjadi menggigil. Tubuh Adibah terasa sangat lemas.
"Eughh... D-dingin Kak." lirih Adibah dengan tubuh yang menggigil.
"Kamu tidak papa kan Adibah?" tanya Atthar dengan nada khawatir. Menyelimuti Adibah sebatas dada.
Atthar berinisiatif untuk mengambil kompresan agar panas Adibah turun. Dia melangkahkan kaki menuruti tangga menuju ke dapur.
Diambilnya baskom oleh Atthar. Setelah itu di memasukkan air kedalam baskim. Dan mengambil kain untuk mengompres kening Adibah.
Atthar kembali ke kamarnya. Mengompres kening Adibah dengan kompresan yang dia ambil tadi.
"Sekarang kamu tidur!" ujar Atthar dingin
Adibah menganggukkan kepalanya, menuruti perintah yang Atthar suruh. Dalam hati Adibah senang sekali Atthar memberi perhatiannya. Walaupun suaminya masih bersikap dingin. Setidak nya Atthar tidak sejahat kemarin.
Saat Atthar ingin pergi meninggalkan Adibah di kamar. Sebuah tangan mencekal pergelangan tangan Atthar. Tentu saja Atthar mengetahui siapa pemilik tanga tersebut.
"K-kak, temani Adibah sebentar saja!" lirih Adibah dengan suara yang sangat lemas. Mencekal pergelangan tangan Atthar.
Atthar merasa iba dengan gadis itu, akhirnya ia pasrah untuk kali ini saja Atthar menemani gadis itu. Atthar kembali merebahkan tubuhnya.
Membawa Adibah ke dalam dekapannya untuk mengurangi rasa dingin pada tubuh Adibah.
Adibah yang di perlakukan seperti itu tidak menolak ia sangat senang. Dia malah makin menyelusupkan kepalanya ke dada bidang Atthar. Tak lama kemudian Adibah sudah terlelap dalam tidurnya.
'Cantik'
Satu kata yang terbesit di fikiran Atthar. Tidak, tidak mengapa Atthar jadi memperhatikan gadis yang sedang di pelukannya. Seharusnya Atthar terus menyakiti Adibah agar Adibah meminta pisah darinya. Dan pergi di kehidupannya
Mengapa jantungnya berpacu begitu cepat saat di posisi seperti ini. Tidak mungkin Atthar mulai tertarik pada Adibah. Itu tidak boleh terjadi. Atthar segera menepis perasaan itu. Selamanya ia benci dengan Adibah.
'Shitt, jantung gue.' umpat Atthar dalam hati.
Dari pada Atthar terus mengumpat lebih baik dia pergi dari sini. Karena merasa tidak ada pergerakan sedikit pun dari Adibah Atthar perlahan melepaskan pelukannya, keluar dari kamar.
Hai, apa kabar?
Semoga kalian baik-baik saja.
Jangan lupa Vote and coment ya.
Terimakasih.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Husband
Romansa•Proses Revisi• Adibah Putri Humairah seorang gadis berparas cantik, dengan kepribadian luga dan sopan yang harus di jodohkan dengan laki-laki pemilik kepribadian yang bersifat dingin Muhammad Atthar Al Hafidz yang merupakan mahasiswa semester akhir...