Part ini khusus untuk Atthar dan Adibah.
'Cintaku lah yang membuat pria Es sepertimu, menjadi mencair'
-----
"Adibah tunggu, saya ingin bicara sama Kamu." kata Bima mencegah Adibah.
"Astagfirullah, Bima. Maaf memangnya kamu ingin bicara apa?" balas Adibah sambil menundukkan pandangannya. Karena Bima bukan mahramnya.
"Lebih baik kita bicara di taman saja ya" bujuk Bima.
"Maaf Bima, saya tidak bisa berdua dengan kamu." balas Adibah menolak secara pelan.
"Baiklah, tak apa saya ingin bilang kalau..." Ucapan Bima terhenti saat ada laki-laki yang tiba-tiba menarik Adibah.
"Adibah. Ikut saya!" kata Atthar membentak gadisnya.
"Maaf siap anda?" kata Bima mencegah Atthar.
"Justru gau yang tanya siapa lo? Dia ISTRI gue, gua berhak atas dia." bentak Atthar yang sudah tersulut emosi dan berlalu pergi sambil menarik tangan Adibah.
Bima hanya terima saat laki-laki tadi menyebut perempuan yang dia cintai dengan sebutan ISTRI. Hancur sudah harapannya untuk bersatu dengan Adibah.
Tapi Bima tidak akan menyerah sebelum mendapatkan Adiba.
🌠🌠🌠
Sebenarnya sedari tadi Atthar sudah melihat istrinya dengan laki-laki yang entah siapa namanya. Hanya saja ia diam, menunggu apa yang dilakukan Adibah dengan pria itu. Atthar yang melihat kedekatan Adibah dengan orang tadi, merasa kesel. Entahlah, perasaan apa ini? yang jelas Atthar tidak tau.
Atthar menarik tangan Adibah menuju kedalam tanpa peduli gadis itu sudah meringis kesakitan.
Adibah yang melihat Atthar dengan wajah menahan marah sangat takut, dia harus menjelaskan apa yang dilihat oleh Atthar tadi tidak benar. Tapi ia urungkan saat suaminya mencengkaram tangannya begitu erat bahkan sampai kesakitan.
"Aw... Sa...sa-kit Kak." kata Adibah sambil meringis menahan sakit di pergelangan tangannya.
Rasanya Adibah ingin menangis sekarang.
Atthar yang mendengar ringisan dari Adibah tidak memperdulikannya. Saat ini dirinya sudah dikuasai oleh emosi yang meluap.
"Masuk!" Titah Atthar pada gadis dihadapannya.
Adibah hanya menurut sambil menahan isakakan yang ingin keluar dari bibir mungilnya.
Attahar mulai menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh. Tanpa memperdulikan ucapan gadis disampingnya. Dia terus menancapkan mobilnya dalam keadaan marah.
"Kak, jangan ngebut." cicit Adibah.
Adibah terus merapalkan doa dalam hati untuk keselamatan dirinya dan Atthar.
"Ma-maafin Dibah Kak..." kata Adibah yang mulai terisak dengan tangisnya.
Seketika tangis Adibah pun pecah. Dia sangat takut sekarang. Atthar seperti kesetan membawa mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Husband
Romantizm•Proses Revisi• Adibah Putri Humairah seorang gadis berparas cantik, dengan kepribadian luga dan sopan yang harus di jodohkan dengan laki-laki pemilik kepribadian yang bersifat dingin Muhammad Atthar Al Hafidz yang merupakan mahasiswa semester akhir...