09

1.4K 93 0
                                    

Assalamualaikum....

Ketemu lagi sama aku.
Bagaimana kabar kalian?
semoga semuanya baik-baik saja.

Bismillahirrahmanirrahim...

Usai mengobrol dengan Arsyila, dua sahabat itu memutuskan untuk pulang.

"Adibah main yuk! Udah lama kita gak main loh!" seru Arsyila.

Dalam hati, Adibah ingin sekali pergi bersama Arsyila. Tetapi, Adibah takut jika Atthar tidak mengizinkan untuk pergi.

"Syil maaf Aku gak bisa, Aku takut jika Kak Atthar tidak mengizinkannya nanti." lirih Adibah sambil memegang tangan Arsyila.

Arsyila tersenyum, memaklumi Adibah. Arsyila yakin Adibah sedang menyembunyikan sesuatu darinya. Ia akan menunggu Adibah untuk cerita padanya.

"I'ts oke, Aku bisa memaklumi Kamu Adibah." balas Arsyila tersenyum.

"Makasih ya Syil."

"Iya sama-sama, jika Kamu perlu sesuatu bilang padaku ya Adibah!"

"Iy pasti Syil."

"Yasudah Aku pamit ya. Assalamualaikum."  pamit Arsyila.

"Waalaikumsalam." lirih Adibah.

Adibah sangat beruntung mempunyai sahabat seperti Arsyila. Adibah selalu mendoakan agar persahabatannya di lindungi oleh Allah.

Kini Adibah sedang berada di halte depan kampus, menunggu Mang Asep menjemput dirinya. Adibah tersadar dari lamunannya saat mobil BMW berhenti di depan dirinya. Adibah mengenali mobil itu, karena itu mobil milik Atthar suaminya. Mengapa bukan Mang Asep yang menjemputnya? Tetapi malah Atthar yang menjemput Adibah.

"Cepat naik!" perintah Atthar pada Adibah.

Benar ternyata dugaannya bahwa itu adalah suaminya. Adibah hanya mengikuti perintah Atthar untuk masuk ke dalam mobil.

Atthar yang tahu kemana arah fikiran Adibah. Hanya fokus mengemudikan mobilnya. "Budan suruh kita ke rumahnya!" ucap Atthar dingin.

"Eh. Ini ya Kak." gugup Adibah.

Harapannya luntur saat Atthar menjemputnya hanya karena untuk pergi ke kediaman mertuanya. Adibah kira Atthar pulang bersamanya karena Atthar mulai perhatian dengan Adibah. Tapi, teryata dugaan Adibah salah. Adibah selalu memohon pada sang Maha Pencipta untuk membuat Atthar mencintai nya. Karena Adibah sudah jatuh cinta pada Atthar.

Sunyi, hanya ada alunan musik yang menghiasi dalam mobil tersebut. Adibah tidak berani untuk membuka suaranya. Sementara Atthar hanya fokus dengan mobil yang di kemudikannya. Tanpa berniat untuk melirik Adibah. Butuh waktu satu jam untuk sampai di kediaman orang tua Atthar.

Mobil terparkir sempurna di halaman rumah orang tua Atthar. Atthar melirik Adibah sebentar, menyadarkan Adibah dari lamunannya.

"Turun!" ketus Atthar.

"I-iya Kak."

Kedua pasangan halal itu ke luar dari mobil dan masuk kedalam rumah orang tua Atthar.

"Sebentar!." cegat Atthar. "Saya harap Kamu bisa pura-pura acting di depan orang tua Saya." ujar Atthar memperingatkan Adibah.

"Iya Kak." lirih Adibah.

Dada nya terasa sesak saat ucapan yang menyakitkan di lontar dari mulut Atthar kepada dirinya. Sampai kapan Adibah harus menahan semua ini. Adibah tidak boleh menyerah, dia harus membuat Atthar mencintai dirinya. Adibah hanya membuntuti Atthar dari belakang dengan terus menundukkan kepalanya. Dia tidak berani jika menatap wajah dingin suaminya. Pintu terbuka memunculakan sesosok Bunda yang masih teliahat sangat muda, walaupun usianya sudah tidak lagi muda.

 My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang