07

1.5K 112 0
                                    

'Aku akan terus menunggu, sampai dimana saatnya kau membalas Cintaku'

'Adibah Putri Humairah'

-----

Matahari mulai terbenam seorang gadis mulai mengerjapkan matanya, dia terbangun dari tidurnya. Tak terasa waktu berganti menjadi malam, Adibah mengubah posisinya menjadi duduk. Tak terasa ternyata ia tertidur lama sekali. Karena merasa tubuhnya sudah membaik Adibah memutuskan untuk kebawah menemui suaminya, dia ingin mengucapkan terimakasih kepada Atthar karena telah merawatnya.

Adibah melangkahkan kakinya menuruni anak tangga satu persatu. Saat Adibah telah sampai di lantai bawah ia tidak mendapati keberadaan Atthar.

'Kak Atthar kemana ya?' batin Adibah dalam hati.

Karena tidak ingin terus merepotkan Atthar, Adibah berinisiatif untuk memasak makanan untuk makan malam nanti. Walaupun Atthar tetap dingin padanya, tetapi Adibah harus menjadi istri yang baik untuk Atthar.

Adibah berjalan menuju arah dapur mulai mencari bahan makanan untuk  dia masak. Walaupun, tubuh Adibah masing sedikit lemas tetapi Adibah tidak boleh terus-terusan sakit. Adibah mulai melakukan ritual masaknya.

🌠🌠🌠

Saat ini Atthar sedang di perjalanan menuju ke rumahnya. Saat Adibah tidur tadi Atthar memutuskan untuk pergi keluar membelikan bubur untuk Atthar. Bukanya Atthar perhatian dengan Adibah. Lebih tepatnya dia tidak ingin gadis itu sakit lama-lama, agar dia tidak perlu repot-repot mengurusnya.

Motor Atthar terparkir di pelataran rumahnya. Atthar langsung turun dari motor kesayanganya, memasuki rumahnya. Sebelum Atthar ke kamar ia terlebih dahulu mengambil piring dan sedok di dapur. Saat Atthar sudah berada di dapur ia melihat Adibah yang sedang memasak.

Seketika Atthar naik pitam, dia geram dengan Adibah. Padahal gadis itu sedang sakit. Tapi lihatlah, Adibah malam sedang memasak saat ini.

"Siapa yang suruh kamu masak !" bentak Atthar dingin.

Adibah terjolak kaget saat mendengar bentakkan dari Atthar. Hampir saja spatula yang Adibah pegang akan jatuh jika Adibah tidak cepat menangkapnya. Jantungnya berpacu cepat saat mendapatkan bentakan dari Atthar. Adibah membalikkan badannya perlahan, sambil menundukkan kepalanya ia takut jika melihat wajah penuh amarah suaminya.

"Jawab Saya! siapa yang suruh kamu masak?" bentak Atthar lagi.

"Ma-maaf k-kak" cicit Adibah dengan gugup.

Atthar tidak memperdulikan Adibah yang sedang takut padanya. Atthar geram sekali dengan Adibah, sedang sakit tetapi memaksakan diri.

"Sekarang ikut Saya!" ujar Atthar menarik pergelangan tangan Adibah.

Adibah meringis saat Atthar menarik pergelangan tangannya begitu erat. Mungkin tangan Adibah bisa memerah sekarang. Adibah hanya membuntuti kemana Atthar membawanya. Saat Atthar memberhentikan langkahnya kepala Adibah terbentur oleh punggung tegap milik Atthar.

"Aww... Maaf Kak." lirih Adibah sambil mengusap pelipisnya.

Saat Adibah menabrak tubuhnya tanpa sadar Atthar menyunggingkan senyumnya. Sedetik kemudian Atthar menormalkan ekspresi nya kembali, agar tidak ketahuan oleh Adibah. Atthar membalikan badannya menghadap Adibah.

"Makanya, kalau jalan tuh liat depan!" ketus Atthar.

"Sekarang kamu duduk! Saya beli bubur buat kamu tadi!" ujar Atthar menyuruh Adibah duduk di kursi yang terdapat di ruang makan. mengambil mangkuk dan menuangkan bubur kedalam mangkuk tersebut untuk Adibah.

 My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang