'Astagfirullah, Kak Fatan! Kak Atthar kenapa' pekik Adibah.Fatan dan Adibah membopong tubuh Atthar terlebih dahulu ke dalam kamar. Setelah itu Fatan menjelaskan kejadian saat di rumahnya tadi.
"Gue gak tau sih Atthar kenapa, tadi pas sampe rumah langsung pingsan gitu aja, terjuga pas di jalan dia nyebut nama lo mulu Dib." jelas Fatan karena dia memang tidak tahu permasalahan temenya dimana.
"Gitu ya Kak, makasih ya udah mau anter Kak Atthar kesini, nanti biar Dibah aja yang tanya." kata Adibah berterima kasih pada sahabat suaminya.
"Yaudah gua pulang dulu ye, gak enak juga udah malam banget! Dib kalo lu ada masalah sama si Atthar coba jelasin dengan cara baik- baik ya, karena gua yakin lo bisa rubah dia jadi kayak dulu lagi." jelas Fatan panjang lebar.
"Yasudah Saya pamit, assalamualaikum."
"Iya Kak, makasih ya hati-hati".
Adibah bergegas menuju kamar kembali melihat keadaan suaminya. Ini salahnya juga tidak ingin memberi Atthar kesempatan untuk bicara.
Perlahan Adibah memperhatikan kan setiap inci wajah suaminya. Adibah tersyum apakah suaminya memang mencintai dirinya? Jika benar berarti pengantin yang ia harapkan akan tercapai.
"Adibah" lirih Atthar dalam keadaan tertidur.
Adibah tersadar dari lamunannya sat mendengar Atthar memanggil namanya, berarti benara ucapn Kak Fatan tadi. Ditaruh tangan Adibah di kening sang suami 'panas'. Atthar demam.
Adibah bergegas ke dapur mengambil air kompresan, setelah itu mengompres kening Atthar. Karena dirinya mengantuk Adibah memutuskan untuk tidur di samping suaminya dan memeluk Atthar. Adibah kaget saat Atthar semakin mengeratkan pelukan ya. Dia tersenyum, mulai terlelap ke alam mimpi.
🌠🌠🌠
Atthar mulai mengerjapakan matanya. Dia kaget mengapa sekarang dirinya berada di kamarnya sendiri. Perasaan seingat Atthar ia sedang berada di rumah Fatan untuk menenangkan diri.
Perlahan Atthar mengingat kejadian semalam. Oke, sekarang dia ingat saat dirinya sampai ke rumah Fatan dia pingsan. Setelah itu tidak tahu bagaimana kejadiannya.
Saat Atthar beranjak dari tempat tidur. Bentar, apakah ini Adibah yang mengompres keningnya. Syukurlah berarti dia sudah tidak marah, Atthar menyungginkan senyumannya.
Mungkin setelah mandi dia akan mencari Adibah. Lebih baik sekarang ia mandi terlebih dahulu.
Adibah sedang menyiapkan makan siang untuk suaminya. Entah, apa yang membuat dirinya memaafkan Atthar begitu saja. Cukup lama Adibah berkutat dengan masakkannya. Sehingga makanan yang sudah matang dan Adibah sajikan di meja makan.
Adibah kaget saat tiba-tiba ada tangan yang memeluk dirinya dari belakang. Atthar yang tidak mendapatkan pergerakan dari Adibah langsung memutar tubuh Adibah menghadap kearahnya. Mungkin ini pertama kalinya bagi Adibah, sedakat ini dengan Atthar. Jadi, Atthar memakluminya.
"K-kakak, Dibah kira Kakak belum bangun tadi." kata Adibah sambil menundukkan kepala dengan Sembrutan merah di pipinya.
"Kamu sudah tidak marah lagi kan pada Saya Adibah?" tanya Atthar lembut.
"Udah enggak kok."
"Makasih ya, lihat saya Adibah jangan menunduk seperti itu!" ujar Atthar sambil menarik dagu Adibah agar melihatnya.
Atthar yang melihat istrinya gemas, begitu bodoh dia menyia-nyiakan wanita secantik istrinya.
"Maafkan Saya jika selama ini Saya menyia-nyiakan kamu Adibah, Bantu Saya untuk melupakan masa lalu Saya, kita mulai semua ini dari awal ya?" kata Atthar lembut sambil mengelus pipi Adibah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Husband
Romance•Proses Revisi• Adibah Putri Humairah seorang gadis berparas cantik, dengan kepribadian luga dan sopan yang harus di jodohkan dengan laki-laki pemilik kepribadian yang bersifat dingin Muhammad Atthar Al Hafidz yang merupakan mahasiswa semester akhir...