28

1.3K 56 0
                                    

Pengumuman! Maaf di part ini terdapat kata-kata kasar.

"Cobaan akan datang kapan pun dan dimana pun. Jika kita bisa melalui cobaan itu, Allah pasti akan memberikan jalan termudah untuk menyelesaikannya."

------

Belakangan ini pekerjaan Atthar sangat menumpuk. Bahkan, pernah saat itu Atthar berada di kantor hingga tengah malam. Jika ia di suruh memilih Adibah atau pekerjaan, pasti dia akan memilih Adibah. Kebanyak wanita di luar sana jika sedang hamil ingin terus bersama suaminya. Beda dengan istrinya, Adibah malah menyuruh dirinya untuk masuk kerja.

Kini waktunya jam makan siang, Atthar memutuskan untuk menelfon sang istri. Atthar mengambil Handphone disaku celananya. Mencari kontak nama istrinya.

"Assalamualaikum dear" salam Atthar saat wajah Adibah muncul di handphonenya.

"Waalaikumsalam dear, Kenapa nelpon aku hemm?" tanya Adibah sambil tersenyum.

"Gapapa, aku cuma kangen aja sama kamu!" ujar Atthar tersenyum.

"Lebay deh kamu Kak! Ini udah waktunya makaan siang, kenapa kamu gak makan?" tanya Adibah.

"Males deh Aku makan! Maunya makan kamu aja!" gombal Atthar.

Seketika pipi Adibah memerah, dasar suami tukang gombal. "Harus makan dong dear, nanti kalo kamu sakit gimana? Atau mau di bikinin makanan sama Aku? Sekarang Aku kesana!" ujar Adibah.

"Emang gak repotin kamu dear? kasian ah kamu nya, bawa baby besar gitu nanti capek." tanya Atthar meringis tak kala mengingat perut istrinya yang semakin membesar.

"Engga kok, aku kesana ya! Tunggu oke." jawab Adibah di seberang sana.

"Ya udah, kamu hati-hati! aku tunggu di kantor dear, kamu minta di antar sama Mang asep saja." ujar Atthar memperingati istrinya.

"Gak usah Kak! Adibah naik taksi aja! Adibah bisa kok." tolak Adibah meyakinkan suaminya bahwa dia akan baik-baik saja.

"Yasudah kamu hati-hati ya sayang. Assalamualaikum" kata Atthar menghela napasnya.

"Waalaikumsalam"

Sambungan terputus Atthar kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda. Mengapa firasat Atthar akan terjadi sesuatu pada Adibah. Sudahlah, Atthar segera menepis permikiran buruknya itu.

🌠🌠🌠

Kini kandungan Adibah sudah memasuki usia delapan bulan. Setelah mendapatkan telfon dari suaminya Adibah bergegas menyiapkan makanan untuk di bawa ke kantor Atthar. Adibah mulai memasukkan satu persatu nasi beserta lauk pauknya kedalam rantang makanan. Karena di rasa cukup Adibah segera berangkat menuju kantor suaminya.

Seperti yang Adibah ucapkan tadi kali ini di memutuskan untuk menaikki taksi ke kantor Atthar. Tak lama kemudian taksi yang Adibah pesan sudah berada di pelataran rumah nya.
Adibah segera bergegas menaikki taksi tersebut.

Mobil taksi yang kini Adibah tumpangi segera melaju menuju kantor suaminya. Hati Adibah menjadi gelisah entah apa yang membuat diri nya seperti ini. Adibah mencoba berfikir positif, meyakinkan dirinya bahwa tidak akan terjadi apa-apa. Adibah yang mulai tersadar dari lamunannya, terentak kaget bahwa saat ini jalan yang di telusuri nya bukanlah jalan menuju kantor suaminya. Adibah mulai panik, mengapa bapak taksi membawanya bukan menuju jalan ke kantor suaminya.

 My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang