•Surat untuk Aqilla•

51 6 0
                                    

Gatau kenapa suka part ini, hehe.

Supaya lebih menjiwai, mending putar lagu-lagu sedih deh, yang alunan musiknya mendayu-dayu, gitu.

Happy reading!
______

Dear my best friend, Aqilla...

Mungkin saat kamu membaca ini, kita sudah tidak dapat bertemu kembali. Atau mungkin sekarang kamu sedang syok mengetahui kenyataannya.

Aqilla, pertama kali pertemuan kita di perpustakaan, aku merasa aku beruntung. Kamu melihatku, tidak seperti mereka. Aqilla, saat itu aku seperti gurun gersang yang diguyur air hujan. Terjebak di bumi tanpa raga bukanlah keinginanku. Namun saat bertemu dengan kamu, aku malah tidak ingin pergi selamanya.

Aku menyesal baru mengenalmu ketika aku bukan lagi bagian dari manusia. Namun, aku tetap bersyukur karena aku masih diberi kesempatan untuk menemukanmu.

Dari awal bertemu... Kita sudah berbeda. Kita berbeda alam. Kamu manusia, dan aku hanyalah arwah gentayangan.

Aqilla, ketahuilah, hidupmu itu tergantung bagaimana pembawaanmu. Jika kamu terlalu dramatisir, maka hidupmu akan penuh drama. Jika kamu menganggap hidup ini beban, maka hidup akan menjadi beban.

Maka, bolehkah aku menyarankan? Anggap hidup ini sebagai panggung sandiwara, di mana kamu adalah peran utamanya. Kamu harus melakukan yang terbaik versi dirimu. Seperti tokoh utama di novel-novel, kamu harus pantang menyerah. Jadilah tangguh. Jangan sepertiku:)

Sedikit bercerita tentang hidupku, karena Kak Ode tidak mungkin mau menceritakannya, hahaha.

Aku adalah adik satu-satunya Kak Ode. Papi sibuk bekerja, dan Mami sibuk bersosialisasi dengan ibu-ibu sosialita lainnya. Singkatnya, Papi sibuk mencari uang, dan Mami sibuk menghabiskannya. Aku nyaris tak pernah bertemu mereka di setiap harinya. Hanya saat sarapan. Itu pun kalau mereka masih ada di rumah. Mereka selalu pulang larut malam. Jika Papi dan Mami sama-sama sedang berada di rumah, mereka akan bertengkar. Entah karena Mami yang tidak menghargai Papi, atau Papi yang sudah pusing akan kelakuan Mami.

Jika mereka bertengkar, Mami pasti akan melempar banyak barang hingga akhirnya Papi pergi untuk beberapa hari tanpa pulang ke rumah. Suatu hari, Mami tahu kalau Papi berselingkuh. Keluarga kami benar-benar di ambang kehancuran:')

Kamu tahu aku bisu. Dan itu sungguh menyiksaku. Di saat orang lain bisa berteriak mengeluarkan rasa frustasinya, aku tidak bisa. Aku tidak bisa melampiaskan semuanya. Aku seperti tak layak untuk sekedar bersedih. Aku tidak bisa menangis meraung-raung demi menenangkan hatiku, aku tak bisa, aku...

Aku selalu merasa bahwa diriku ini hanyalah ketombe yang mana semua orang akan mencoba menyingkirkanku dan menghindar. Memangnya siapa yang mau berketombe?

Beberapa bulan terakhir, aku mengidap skizofrenia. Ya, gangguan mental jangka panjang. Aku halusiansi, delusi, dan aku ... kacau. Aku selalu mendengar seseorang mengajak diriku mengobrol, hingga mengajakku untuk bunuh diri bersama jika sedang sendiri. Aku ... kesepian.

Akhirnya waktu itu tiba. Waktu yang kutunggu-tunggu akhirnya menghampiriku. Kala itu rumah benar-benar sepi, dan aku memanfaatkannya untuk bunuh diri, aku ... gantung diri. Tidak ada seorang pun yang mengira ini akan terjadi. Mereka hanya mengira bahwa aku ini ialah anak pemalu yang tidak bisa bersosialisasi. Satu hari kemudian, barulah orang-orang mengetahui keadaanku.

Dan aku baru sedikit nyesek sekarang, betapa bodohnya aku. Jangan sampai kamu jadi sebodoh aku, ya?

Aqilla, kamu adalah cahaya di dalam kegelapan. Kamu adalah petunjuk. Kamu adalah harapan. Kamu adalah doa yang terkabul. Siapa pun akan beruntung untuk memiliki relasi dengan kamu. Dan aku senang aku termasuk orang-orang yang beruntung itu:)

Qilla, terimakasih. Terimakasih telah mempertemukan aku dengan Kak Ode. Dia lah satu-satunya keluargaku yang menganggapku ada dan berharga. Sembilan tahun hidupku, aku merasa tidak diinginkan. Terimakasih sudah menampung Kakakku di rumahmu, dia pasti sangat menyebalkan.

Maaf jika kehadiranku waktu itu membuatmu jadi bahan olokkan. Aku bahagia bisa bertemu denganmu. Bahagia sekali. Kamu memperlakukanmu dengan baik, terimakasih banyak.

Aku akan tenang di sini, dan aku selalu menunggumu di sini.

Ini bukan hari ulang tahunmu, i'm sure. Tapi, aku ingin berdoa supaya kamu diberi keberkahan dan kebahagiaan oleh Yang Maha Kuasa.

Qilla, jangan pernah berputus asa akan apa pun yang ada di bumi. Ingat, kamu masih tinggal di dunia yang fana. Jika ada datang, maka akan ada pergi. Jika ada kelahiran, maka akan ada kematian.

Sentuhlah dada kirimu. Aku selalu ada di sana.

Sekali lagi, terimakasih Aqilla. Kamu menjadi bukti, bahwa Yang Maha Kuasa tidak akan pernah membiarkan hamba-Nya larut dalam kesedihan terlalu lama.

Aku harap, kamu selalu bahagia, sahabat:))

Your bestie arwah,

Issabela Graciera.

Aqilla mengusap air matanya yang entah luruh sejak kapan. Bel masuk sudah meneriakinya agar kembali ke kelas sedari tadi. Namun, biarkanlah. Izinkan Aqilla untuk kembali menata hatinya yang porak-poranda akibat ditinggalkan.

Tentang sahabat sejati, ternyata benar adanya. Issabela menganggapnya demikian, dan Aqilla tidak memiliki alasan lain untuk mengelaknya. Pertemuan mereka memang singkat, tetapi ada begitu banyak kenangan di dalamnya. Pertemuan mereka memang tidak masuk akal, tetapi begitulah adanya.

"Aqilla gak pernah menyesal karena bertemu dengan Issa. Walaupun kita berada di dunia yang berbeda."

                                   🍨🍧

Kita yang masih bisa menangis sambil meraung-raung, tetap bersyukur, ya. Karena Issabela enggak bisa seperti kita. Kesedihannya ia pupuk di dalam diri, sendirian. Orang seperti Issabela ini hebat, patut dihargai, ya!

Jangan lupa vote sama comment:)

Gatau kenapa bawaannya jadi melow abis baca ini.

Stay safe ya.

-Kay

Rahasia Aqilla dan Es Buah [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang