•Finally•

67 8 0
                                    

Happy reading!:)
______

Kedai penuh berkah terlihat begitu sesak. Banyak sekali orang yang sudah datang untuk menanti hasil pengundian. Mereka seperti akan beradu takdir di tempat ini.

"Gila rame banget," celetuk Puspa yang ternyata datang untuk menemani Aqilla.

"Iya, hayu, Teh."

Mereka masuk, menyelip di antara kerumunan, dan mencari meja yang kosong. Menyaksikan kedua mc yang kini sudah bersiap di atas panggung mini, dengan jas kekinian yang terlihat pas di tubuh mereka.

"Halo semuanya! Apa kabar? Baik, 'kan? Baik dong!" sapa sang pembawa acara. Sepertinya acara benar-benar akan dimulai sekarang.

"Baikk!" jawab para pengunjung dengan serentak. Mereka terlihat begitu antusias.

Aqilla tak terlalu serius memperhatikan. Hatinya jedag-jedug tak karuan. Seolah-olah, ia sedang mempertaruhkan nyawa. Ini antara  hidup dan mati! Huh, ia benar-benar telah berkorban banyak. Dimulai dari menanggung malu, hingga akhirnya es buah pertamanya merupakan pemberian dari penjual es buah yang memang baik hati. Membantu Mamanya menyiapkan kolak dan berdagang supaya bisa mengumpulkan uang demi membeli es buah. Hingga dirinya yang dipojokkan hanya karena keinginannya akan es buah ini seolah tanpa alasan. Sampai akhirnya Aqilla sempat perang dingin dengan sang Mama. Dan kini, perjuangannya tinggal menanti hasil.

Keterlaluan tidak sih, kalau akhirnya namanya tidak keluar sebagai pemenang?

"Terimakasih untuk semua para pelanggan setia kedai penuh berkah. Tanpa kalian, mungkin kedai ini bukan apa-apa," ujar salah satu pembawa acara yang rambutnya diikat rendah.

"Jadi seperti yang sudah diberitakan sejak awal Ramadan, bahwa hari ini, tepatnya hari terakhir di bulan Ramadan ini akan diumumkan siapa pemenang doorprize senilai lima puluh tujuh juta rupiah."

Mendengar itu, Puspa langsung menatap Aqilla dengan tatapan bertanya. "Bisa kamu jelaskan ini di rumah?"

Aqilla mengangguk dengan lesu. Ia memang harus siap untuk diintrogasi.

"Permisi?" sapa seorang remaja cantik dengan rambut yang dikepang dua. "boleh saya bergabung duduk di sini? Kebetulan sudah tidak ada meja kosong lagi."

Aqilla mengedarkan pandangannya. Memang benar. Semua meja sudah penuh terisi.

"Silahkan."

Seorang wanita menaiki panggung dengan begitu feminim, lantas ia berdiri di depan kotak tanpa penutup yang berisikan banyak kupon yang siap untuk diundi. Waduh! Peluang Aqilla memenangkan doorprize ini hanya satu dibanding puluhan atau bahkan ratusan pesaing lainnya. Aqilla jadi pesimis duluan, nih.

Wanita itu memasukkan tangannya ke dalam kotak, lalu mengaduknya. Sampai tangannya terlihat telah menggenggam sebuah lipatan kertas kecil yang entah milik siapa dari hasil pilihan random nya tadi.

Hati Aqilla berdetak keras. Bertalu-talu menggedor dada kirinya. Aqilla lalu menyentuh bagian tubuhnya--dada kiri, yang mana di dalamnya terdapat sebuah jantung. Huft, jantungnya begitu memberontak. Apakah ini yang dinamakan cinta?

"The winner is...."

Kertas itu dibuka, dan Aqilla tidak bisa lagi duduk dengan tenang.

"Aruna Belina!"

Deg!

Aqilla sakit hati. Rasanya begitu nyes-nyes. Jadi, perjuangan dan pengorbanannya selama ini hanyalah sia-sia?

"Silahkan untuk pemenang, diharap agar segera naik ke atas panggung."

"Saya duluan, ya," remaja yang tadi duduk di samping Aqilla itu bangkit dan berjalan ke atas panggung.

Rahasia Aqilla dan Es Buah [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang