Jangan jadi siders dong:' annoying pisan itu teh, huhu.
_____Aqilla terbangun dari tidurnya, ia kemudian menggeliatkan tubuhnya perlahan. Ugh, lehernya terasa sakit. Aqilla melempar pandangannya ke segala sudut ruangan ini. Ah, ia masih di kamar. Juga, masih dengan posisi yang sama, menekuk lutut, dengan tangan yang melingkarinya.
Jadi, Aqilla ketiduran?
"Huftt." Aqilla mendesah pelan, lantas melirik jam dinding.
Pukul 17.10
"Aduh, kepalaku pusing."
Aqilla bangkit dari duduknya sembari memegangi kepala. Ia memijit ringan pelipisnya. Beginilah efek samping dari tidur selepas ashar. Pusing dan merusak suasana hati.
Dengan gontai, Aqilla membuka pintu kamar. Ia mengusap wajahnya pelan. Rasanya jadi aneh, ia..linglung.
Tak sengaja, kakinya menendang sebuah kresek di samping pintu kamar.
"Siapa sih yang naruh kresek di sini?" Ia meraih kresek itu, lalu mengintip isinya.
Aqilla membelalakkan matanya ketika menemukan sesuatu yang diidam-idamkannya di dalam sana. Matanya berbinar dengan mulut membentuk lingkaran yang mengerucut. Ia mengucek matanya, memastikan dirinya tidak berhalusinasi.
"Ini beneran?" Gumamnya seraya menampar pelan kedua pipinya bergantian. Berharap ini bukan sekedar mimpi.
Matanya kian menyala, berbinar-binar terang ketika mendapati es buah yang memang rasanya yummy-yummy di dalam kresek tersebut. Ah, ini nyata. Senangnya Aqilla sudah seperti ibu hamil yang menemukan mangga muda.
"Alhamdulillah!" Serunya. "kira-kira ini dari siapa, ya?"
Aqilla mengedikkan bahunya. Masa bodohlah siapa pemberinya. Et, tapi sebentar deh, sebentar. Hal yang tak kalah penting, yang diharap-harapkannya tidak ada di dalam kresek ini. Struk. Ya, struk hasil belanjanya tidak berhasil Aqilla temukan.
"Kalo begini, Aqilla harus tahu siapa pemberinya."
Tapi, siapa?
Apa jangan-jangan, pelakunya ialah orang yang sama yang juga menjadi donatur tetap dompet Fadia?
Ah, ntahlah.
Aqilla berdiri tegak seraya mengedarkan pandangannya ke penjuru rumah. Lalu, penglihatannya menangkap sosok pria yang kini sedang baringan di atas sofa. Aqilla menghampirinya seraya membawa kresek putih itu di tangannya. Pelan-pelan, Aqilla mengguncang pelan tubuh pria tersebut.
"Pa... Pa..."
Alder menggeliat pelan disertai gumaman-gumaman absurd yang keluar dari mulutnya. Matanya perlahan terbuka, kemudian mengerjab-ngerjab.
"Ya?" Sahutnya.
"Papa lihat gak, siapa yang masuk ke rumah sambil bawa kresek putih?" Tanya Aqilla to the point.
"Papa tidur matanya merem, lho, Dek," jawab Alder.
Aqilla berdecak, ia segera menjelaskan maksudnya, "Ya sebelum Papa tidur lha, Pa."
"Bentar, Papa masih dalam proses mengumpulkan nyawa nih."
"Emang nyawa Papa ada berapa sampai harus dikumpulin? Jangan-jangan, pas tadi tidur, nyawa Papa hilang sejenak, ya?" Tanya Aqilla polos-polos berhadiah.
Alder berdecak, ia menyipitkan matanya, lalu menjawab, "Kamu ini nyumpahin Papa biar cepat meninggal?"
Aqilla sontak menggelengkan kepalanya dengan mata yang terbelalak. "Nggak, Pa! Astaghfirullah, ngomongnya jangan gitu, dong."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Aqilla dan Es Buah [Completed]
Novela Juvenil"Pokoknya nih Ma, Pak, Bang, Ceu, Teh, Qilla mau beli Es Buah setiap hari selama bulan Ramadhan. Pliisss, ini udah gak kuat." Ini bukan sekedar es buah kaleng-kaleng yang gak punya keistimewaan! Bisa bikin manusia bisa terbang? Bisa bikin manusia pu...