SMA Angkasa sedang dalam proses belajar mengajar. Kelas 12 ipa 4 sedang diajar oleh guru yang terkenal galak dan kejam. Semua murid fokus mendengar dan mencatat hal yang bu Rita dengan cermat. Kecuali satu orang murid yang sepertinya lupa tentang guru yang sedang menjelaskan di depan.
Vania yang duduk di pojok dekat tembok sedang nyenyaknya tidur. Karena dia sudah tidak kuat mendengar dongeng sejarah dari bu Rita yang sangat panjang dan membuatnya ngantuk. Seluruh kelas sebenarnya sudah tidak kuat, tapi mereka tahan agar tidak mendapat hukuman dari guru killer itu.
"Van...bangun van..." Tina teman sebangku Vania berusaha membangunkan sahabatnya.
Sedangkan Vania malah tersenyum dalam tidurnya, dia bermimpi di tembak oleh Arkan, padahal mereka juga baru kenal juga tidak terlalu dekat. Ini mah namanya kehaluan sampai terbawa mimpi, dia sampai diajak lari di pasir pantai yang putih dan lembut. Vania sangat senang sekali, apalagi pantai adalah tempat kesukaannya. Vania mengejar Arkan sampai entah mengapa dia bisa menabrak meja sampai terjatuh.
"Revania Anggraini!!" ucap bu Rita marah.
BRAK!!
"VANIA!!"
"Eh iya kak Arkan!" ucap nya refleks.
Seluruh kelas tertawa saat Vania menyebut nama Arkan, sebagian lagi bertanya-tanya siapa Arkan itu? Bu Rita tengah menahan amarahnya karena suasana kelas yang menjadi gaduh, sangat disayangkan padahal Vania anak yang cukup pandai dan aktif tapi entah mengapa kali ini ketahuan tidur dalam kelas. Psstt padahal sebelumnya aman jaya sentosa, xixixi.
"DIAM!!" sontak semuanya diam.
"Vania! Kamu saya hukum! Ikut saya!"
Vania hanya menghela nafas dan mengangguk mengikuti arah bu Rita. Sesekali menengok kepada ketiga sahabatnya yang hanya terkikik geli lalu ada yang memberinya kepalan tangan bermaksud menyemangati dari hukuman nanti.
⏰⏰⏰
Arkan, Fero dan Mike kebetulan ada kelas sore dan mereka berangkat bersama tanpa Fandi, Zelo dan Tara. Setelah pulang dari panti tadi dan memastikan suasana disana baik-baik saja, mereka langsung menuju kampus. Di kampus baru saja mereka bertiga masuk, sudah di hadang oleh fans Arkan.
"Hai Arkan? Aku bawa coklat sama jam tangan nih buat kamu?" Dia jessica, orang yang sangat suka sama Arkan.
Memutar bola matanya malas, sudah beruntung dia terbebas dari mantannya si Naya malah semakin banyak yang mengejarnya.
"Ini ada topi buat kamu," ucap caca fans nya juga.
"Hay Ar, gue bawa jaket buat lo pasti lo suka!" Kali ini Vivi cewek tomboy yang suka sama Arkan.
"Terimakasih ya cantik!"
Bukan Arkan! Dia Fero dan Mike yang menerima semua barang pemberian dari fans Arkan. Arkan hanya berlalu saja tanpa berkata sepatah katapun, dia memang dingin dan tidak suka pada keramaian ingat itu. Arkan meninggalkan Fero dan Mike yang masih sibuk menahan fans Arkan yang ingin mengejarnya.
Sepanjang jalan menuju kelas banyak yang menyapanya dan respon Arkan hanya diam tanpa melirik sekalipun, padahal Arkan tidak menginginkan popularitas ini. Entah kenapa dirinya sangat populer karena wajah, fisik, bakat dan prestasinya yang bukan main. Tak heran lagi pasti akun gosip kampusnya yang menyebarluaskan segala hal tentang Arkan, Arkan juga curiga kalau ada mata-mata, aish pikiran Arkan berkelana lagi.
Diperjalanan, kebetulan dia bertemu pak Ripto yang ingin masuk ke kelasnya. Arkan sebagai murid yang sopan hanya bisa menyapa.
"Assalamualaikum pak Ripto!" salam Arkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKAN (Terbit)
Ficção AdolescenteTidak diperdulikan, sudah biasa Tidak punya teman, sudah biasa Dipandang buruk, sudah biasa Kesepian dan kesendirian yang selalu menemaninya Ini kisah Arkan dimana dia pernah memilih untuk mati karena hidupnya sudah tidak diharapkan, namun dia masih...