Beginilah kehidupan Arkan sehari-hari. Pagi di rumah kadang bantuin bibi, bersantai atau ke Panti. Siang sampai sore kuliah, malam ke basecamp dan kerja. Begitu terus hanya hari sabtu dan minggu waktunya khusus untuk Vania, setidaknya hidup Arkan lebih berwarna dan berguna walau sedikit.
Sore ini setelah mengantar Vania sampai di rumahnya, Arkan langsung menuju basecamp. Arkan merasa jalanan kali ini aman, maksudnya tidak ada orang misterius yang mengikutinya lagi.
"KU INGIN DIA YANG SEMPURNA... UNTUK DIRIKU YANG BIASA.... KU INGIN HATINYA... KU INGIN CINTANYA... KU INGIN SEMUA YANG ADA PADA DIRINYA!!"
Baru di ambang pintu masuk basecamp suara cempreng Zelo seakan menyambut Arkan datang, tidak bisa dibayangkan bagaimana kondisi telinga teman-temannya yang di dalam.
"BRISIK NYET!!" teriak Tara yang melempar Mike dengan sepatunya.
Bruk
"ADOH!! KAMU JAHADD MAS!!" Mike mengusap pantatnya yang terkena lemparan dari sepatu Tara.
"Ku menangis... Membayangkan betapa kejamnya dirimu atas diriku. Bwahaha rasain lo Mike suara cempreng kaya gitu aja pake segala nyanyi!" Tara yang tertawa paling keras atas penderitaan Zelo.
Sampai suara salam menghentikan aksi mereka, membuat mereka melihat siapa yang datang. Ketika mengetahui Arkan lah yang datang, Mike langsung menghampirinya bermaksud meminta perlindungan.
"Assalamualaikum!" salam Arkan saat membuka pintu basecamp nya.
"Waalaikumsalam, ini dia nih wakil kita! Dari mana bro," jawab Zelo diikuti yang lain.
"Ngapelin doi! Ada apa nih rame banget," tanya Arkan yang sudah duduk di sebelah Fandi.
"ES!! Bantuin gue, gue ternistakan disini mereka jahat," Adu Zelo kepada Arkan.
"Jijik anjir!" ujar Fandi membuat Zelo merajuk dan duduk menyendiri di pojokan sambil main HP.
"Anak mana cewek lo?" tanya Fandi mewakili pertanyaan mereka.
"Anak SMA Angkasa!" jawabnya.
"Wih selera lo yang masih sma ya Ar? Kenapa gak pilih seangkatan kampus aja biar enak pacarannya?" tanya Tara.
"Gak minat Tar, mereka semua cabe nggak ada yang bener!" jawabnya pedas.
"Siapa namanya Ar?" tanya Zelo.
"Revania."
Deg, jantung Fandi serasa berhenti saat nama itu keluar dari mulut Arkan. Dia adalah orang yang selama ini Fandi suka, yang sayangnya telah menjadi pacar temannya sendiri.
"Kelas berapa Ar?" tanya Fandi mulai kepo.
"12, sumpah orangnya cantik, polos, baik banget lagi. Dia unik, itu yang gue suka dari dia!" ujarnya sambil tersenyum.
Tebakan Fandi benar, ternyata Vania-lah orang yang Fandi suka. Selama ini dia diam-diam selalu melihat Vania ketika pulang sekolah, Fandi sangat suka kepada Vania tapi Arkan mendapatkannya dulu. Fandi mencoba ikhlas.
"Selamat bro! Pj nya mana nih?" ujar Fandi mencoba tersenyum seakan tidak terjadi apa-apa.
"Ntar kalau kalian udah pada punya pacar biar bisa barengan," jawab Arkan yang mengundang raut lesu dari mereka, sedangkan Arkan tersenyum geli melihatnya.
Tak lama Fero dan Mike datang dengan wajah lesunya, keringat mengucur deras dan wajah mereka ngos-ngosan. Mereka langsung masuk dan menyambar teko yang langsung di minumnya.
"Kenapa lo?" tanya Fandi.
"Anjing Fan! Kesel gue!" ucap Mike.
"Gue nanya baik-baik Ya, lo malah ngatain!" Fandi mulai emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKAN (Terbit)
Novela JuvenilTidak diperdulikan, sudah biasa Tidak punya teman, sudah biasa Dipandang buruk, sudah biasa Kesepian dan kesendirian yang selalu menemaninya Ini kisah Arkan dimana dia pernah memilih untuk mati karena hidupnya sudah tidak diharapkan, namun dia masih...