•••
Ih, kek enak banget gitu.
Gue yang kudu banget ngetik tengah malam buat updated biar kalian bisa tau kelanjutan ceritanya.
Tapi, sedikitpun kasih gue apresiasi enggak:)
Vote atau comment aja gue sampe apal dari akun mana aja.
Buat kalian para siders. Jahat juga, ya, kalian.
(Enggak bisa hargain karya orang, mau karya sendiri enggak dihargai?)
•••"Lo kenal Johnny udah lama?"
Adalah pertanyaan yang keluar dari mulut Taeyong ketika keduanya sudah berada didalam mobil. Tentu saja, setelah Taeyong harus menunggu Jayline berbincang-bincang pada Johnny yang memakan waktu cukup lama.
"Penasaran?" tanya Jayline kembali. Bukannya sebuah jawaban, Jayline malah melayangkan pertanyaan yang membuat Taeyong mengerutkan dahinya. "Enggak, gue cuma tanya doang."
"Yaudah, gue enggak perlu jawab berarti." Jayline mencoba menyamankan dirinya pada bangku mobil lalu memejamkan matanya.
Rungunya masih mendengar suara decihan kesal Taeyong yang kini fokus pada jalanan kota.
"Emang ya, mulut lo enggak bisa bicara manis dikit apa?"
"Mulut gue bukan gula. Jadi, wajar kalau enggak manis."
Mendengar balasan itu, Taeyong mengalihkan atensinya sesaat. "Iya, bukan gula. Tapi, mulut lo sambel geprek level tertinggi, pedes!"
"Dih, bacot lu kaya mulut perawan."
Taeyong mencoba untuk tidak terprovokasi dan melayangkan sumpah serampah pada calon tunangannya sendiri. Tak akan ada habisnya jika mereka terus melayangkan hujatan satu sama lain.
"Sialan lo, pendek."
Dan plak!
Satu tinjuan ringan mendarat mulus dilengan kiri Taeyong. Bisa ditebak jika tinjuan itu berasal dari mana, tentu dari kepalan tangan mungil Jayline yang kini memerah selepas meninju Taeyong. Tinjuan kecil itu berhasil mengalihkan atensi Taeyong dan kekehan yang ia layangkan pada Jayline.
"Berhenti panggil gue pendek!" gerutu Jayline yang masih stay memejamkan matanya. "Gue enggak sependek itu, ya."
"Anggap aja panggilan kesayangan."
Mata Jayline mendadak terbuka dan langsung mengarahkan tatapan tajam kearah Taeyong yang bersenandung kecil. "Terus, gue panggil lo brengsek buat jadi panggilan kesayangan?"
"Ya, enggak kaya gitu juga."
Selepasnya, keheningan mulai menyapa dengan ditemani suara mesin mobil dan angin malam yang rupanya berasal dari kaca sebelah yang sengaja dibuka oleh Jayline, sedangkan gadis itu tengah memejamkan mataㅡentah sedang menikmati angin malam atau benar-benar tertidur. Sampai suara Taeyong kembali menemani keheningan malam menuju rumah Jayline.
"Pendek."
Geraman dari Jayline tentu saja terdengar karena gadis itu membenci nickname miliknya yang diberikan oleh Taeyong. "Apa, brengsek?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Play Date, 이태용. [✔]
Fanfiction❝lets play a game, Jayline. Kita harus pura-pura jadi pasangan, tanpa melibatkan perasaan. Deal?❞ [ ft. 이태용 ] ㅡ Adalah ucapan yang Taeyong lontarkan pada Jayline pada saat ia mulai lelah karena Jayline terus saja mengundur acara pertunangan m...