Hai,
Apa kabar?"Maksud lo?"
Taeyong mengangkat sebelah alisnya tinggi, bingung dengan pinta Jayline yang mendadak. "Kenapa lo tiba-tiba bilang gitu dah?"
"Ya ... enggak papa," balas Jayline santai.
Ia senderkan punggungnya pada sofa yang didudukinya. Kemudian, melanjutkan ucapannya yang tergantung, "Gue enggak mungkin selamanya tinggal sama lo, 'kan? Lagipula, udah dari jauh-jauh hari gue berencana mau keluar dari apartemen lo."
"Kenapa enggak mungkin?" Taeyong kini mengalihkan seluruh atensinya kepada Jayline yang masih memegang cangkir susu hangatnya dengan kedua tangan. "Kita juga bakal nikah, bakalan tinggal serumah juga."
Jayline hanya terdiam, memilih tak menjawab ucapan Taeyong dan mengalihkan pembicaraan mereka agar dapat mendistraksi atensi prianya dari pembahasan yang ia sendiri bawa itu.
"Yong," panggilnya.
Suara keramik yang bersentuhan dengan meja bermaterial kaca cukup untuk membuat Taeyong kembali menghadap kearah Jayline, ditambah dengan panggilan lembut yang keluar dari gadis itu.
"Gue tau, ada banyak tentang gue yang pengen lo tau." Jayline menjeda sejenak, meyakinkan dirinya bahwa ini hal yang tepat untuk membuka dirinya lebih dalam lagi kepada sang tunangan. "Muka lo ketaker banget, banyak hal tentang gue yang buat lo penasaran."
Melihat wajah Taeyong yang sedikit terperanjat, Jayline tersenyum kecil sebab menyadari bahwa benar adanya pria itu begitu banyak menyimpan pertanyaan yang ditujukan padanya namun tak pernah berani untuk mengutarakannya.
Memang, hidupnya selalu penuh dengan rahasia yang ia tutupi, termasuk permasalahan yang tak ingin ia bagi pada siapapun.
Beruntung bagi Jayline karena Taeyong tak lagi menyinggung ucapannya beberapa saat yang lalu.
"Honestly, iya." Taeyong mengulum bibirnya berulang kali sebelum menatap Jayline yang kini juga menatapnya. "Tapi, gue enggak mau membuka luka lama lo lagi kaya waktu kita pergi ke pantai dulu."
"Sekarang enggak, karena gue udah siap buka diri gue ke lo."
Mendengarnya, satu ulasan senyum Taeyong berikan tanpa sadar. Tangannya melayang, mengambil jemari Jayline yang mana diikuti dengan netra coklat gadis itu yang teralih menghadap tautan jari merekaㅡdisana, ibu jari Taeyong dengan penuh kasih sayang mengusap jemari Jayline berulang kali, berusaha menyalurkan kenyamaan pada pemiliknya.
Taeyong berucap dengan lembut, "Gue enggak mau maksa lo, kalau hal itu malah buat lo sendiri sakit."
"I'm fine now. So, go ahead," ujar Jayline dengan senyuman tulus yang menghiasi wajahnya.
Helaan nafas singkat Taeyong berikan, mencoba kembali meyakinkan Jayline bahwa apa yang ia tanyakan tak akan menyakiti gadis itu hingga anggukan samar diberikan oleh Jayline.
KAMU SEDANG MEMBACA
Play Date, 이태용. [✔]
Fiksi Penggemar❝lets play a game, Jayline. Kita harus pura-pura jadi pasangan, tanpa melibatkan perasaan. Deal?❞ [ ft. 이태용 ] ㅡ Adalah ucapan yang Taeyong lontarkan pada Jayline pada saat ia mulai lelah karena Jayline terus saja mengundur acara pertunangan m...