41

312 61 26
                                    

Hai,
Aku kembali berkat Taeyong.

Sejak perutnya yang terus menerus terasa melilit dan nyeri bak digerus buldozer, menjadikan Jayline sebagai sosok yang tak dapat ditinggal oleh Taeyong begitu sajaㅡbahkan, gadis itu terus saja menempel bak tak ingin pria Pradipta itu hilang dari p...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak perutnya yang terus menerus terasa melilit dan nyeri bak digerus buldozer, menjadikan Jayline sebagai sosok yang tak dapat ditinggal oleh Taeyong begitu sajaㅡbahkan, gadis itu terus saja menempel bak tak ingin pria Pradipta itu hilang dari pandangannya. Tak seperti biasanya memang, pun hal itu dirasakan oleh Taeyong yang  mengernyit bingung sejak pagi tadi.

Datang bulan benar-benar merubah Jayline, namun tidak untuk tempramen dan sifat moody yang tiba-tiba muncul.

Tapi, tahukah kalian bahwa gadis yang tengah menstruasi itu sama dengan ibu hamil, karena menginginkan hal-hal yang random secara tiba-tiba?

Jayline merasakannya dan Taeyong harus tahan akan segala titah mutlak gadis Auristella itu.

"Taeyong, pengen pizza," ujarnya sembari menyelonjorkan kaki.

Gadis itu terus saja berdekatan dengan Taeyong yang kini mau tak mau tengah rebahan disofa dengan tangannya yang digunakan Jayline sebagai bantalnya. Sifat Jayline yang berubah manja itu sedikit banyak memberikan benefit padanyaㅡyang mulai merasa jengah dengan sikap cuek dan acuh Jayline.

Sang adam mengangguk. Hendak bangkit, namun Jayline menghalangi. "Gue mau pesan, Jayline. Katanya mau pizza?"

"Delivery 'kan, bisa," balasnya acuh, masih fokus akan tayangan animation dengan teknik stop motion dihadapannya. "Ada teknologi namanya delivery alias pesan antar, kok lo kaya tinggal di goa enggak tau gitu?"

Taeyong membolakan matanya, sedikit gemas dengan sikap Jayline. "Bukannya enggak tau, tapi ponsel gue ada di meja, Jayline. Gue mau ambil terus pesen."

"Oh." Gadis itu mengambil ponsel hitam Taeyong, lantas menyalurkannya kepada si pria yang langsung saja memesan. "Mau yang varian baru, lo traktir tapi."

"Lagian, sejak kapan lo tinggal disini, tapi bayar makan sendiri? 'Kan selalu gue yang bayarin."

Jayline tak mengindahkan, malah memasukan cemilan kedalam mulutnya sendiri. "Benar juga. Namanya latihan hidup sebagai suami gue, pun gue enggak rewel minta macem-macem."

"Ya, boleh." Taeyong kembali keawal, kemudian menyamankan posisi dimana diikuti oleh Jayline yang menindih tangannya. "Gue mau tanya dah."

Mendengar hal itu, Jayline menjawab cuek. "Tanya aja, bukan security yang lo kudu lapor dua kali dua puluh empat jam."

"Lo kalau lagi datang bulan emang kaya gini?" tanya Taeyong yang kini benar-benar merasa ada yang salah pada Jayline.

Lihat saja, gadis itu sibuk memainkan jemari Taeyong sejak tadi sembari menyandar pada dada bidangnya. Taeyong takut saja, yang datang bukanlah bulanan Jayline melainkan malaikat maut jika ditinjau dengan sikapnyaㅡbundanya saja tidak seperti ini kepada ayah Arseno.

Play Date, 이태용. [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang