"Udah kali yang ngerokok, seneng amat ngerusak paru-paru."
Itu Johnny yang mengambil puntung rokok Jayline yang kedua, puntung itu hampir menyentuh pertengahan jika saja jari Johnny tidak merebutnya dari ampitan bibir Jayline.
Berkat hal itu, netra Jayline melayangkan tatapan kesalnya. "Ganggu aja lo. Lagian ngaca, lo sendiri vaping," tuturnya seraya mengambil puntung rokok yang baru.
Namun, sebelum rokok itu dibakar oleh Jayline. Johnny kembali merebutnya dan mengembalikan puntung itu dikotaknya, belum lagi lelaki berdarah Chicago itu dengan santainya menyita bungkus rokok Jayline.
"Lo itu kenapa, sih?!" geram Jayline yang rokok miliknya terus menerus diambil oleh Johnny.
Bukannya ikut terpancing emosi, Johnny kini tersenyum lembut lalu mengusap rambut Jayline. "Lo kalau frustasi bilang, jangan kaya gini. Udah yang tiba-tiba ngajak nongkrong, habis itu malah ngerokok sendirian," sindir Johnny.
"Ck, gue enggak frustasiㅡcuma ada beberapa hal yang bikin gue stress aja akhir-akhir ini," tukas Jayline.
Kekehan Johnny layangkan, bahkan dirinya kini mengusak-usak rambut Jayline menjadi tak karuan yang membuat gadis itu sebal setengah mati.
"Itu sama aja, Jayline."
Dengusan Jayline berikan. Berkat Johnny, kini ingatannya melayang pada beberapa saat lalu dimana Taeyong yang kembali menariknya dan berusaha membuat Jayline mengikuti titahnya.
Itu semua berawal dari Jayline yang menyetujui untuk mengikuti permainan Taeyong, sehingga dirinya kini semakin terikat pada lelaki itu.
Sore itu, di taman belakang kampus teknik yang akhir-akhir ini menjadi markas pertemuan Jayline dan Taeyong secara diam-diam itu, kembali mempertemukan kedua cucu hawa dan adam yang masih menaruh dendam satu sama lain.
Taeyong yang kembali menyeret Jaylineㅡhal itu karena Jayline sendiri yang sulit untuk dikendalikan. Ya, Taeyong mengumpamakan Jayline sebagai banteng memang.
"Gue minta lo temenin nyokap gue belanja nanti," ujar Taeyong santai.
Gelengan tentu saja diberikan oleh Jayline. "Gue enggak ada waktu buat sekedar nemenin tante Irene belanja."
"Tapi nyokap gue yang minta langsung. Dia terlalu bahagia tau lo setujuin perjodohan kita."
Tangan Jayline menyilang didepan dadanya, lalu menatap Taeyong tanpa minat. "Terus?"
"Lo udah sepakat. Jadi, enggak bisa buat nolak."
"Well, terserah apa kata lo. Tapi, gue masih punya hak buat nolak keinginan lo." Gadis itu berjalan seraya mendorong sedikit Taeyong dengan telunjuknya. "Lagian lo belum jadi suami gue, gue enggak wajib mematuhi segala perintah lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Play Date, 이태용. [✔]
Fanfic❝lets play a game, Jayline. Kita harus pura-pura jadi pasangan, tanpa melibatkan perasaan. Deal?❞ [ ft. 이태용 ] ㅡ Adalah ucapan yang Taeyong lontarkan pada Jayline pada saat ia mulai lelah karena Jayline terus saja mengundur acara pertunangan m...