Tepat tiga tahun yang lalu.
Suara gaduh kala siang itu terdengar cukup menyita banyak atensi khalayak umum yang tengah berada di lorong A dekat ruang pengajaran 5-B, ditambah dengan suara sesuatu jatuh dan ringisan seorang gadis semakin membuat suasana riuh.
Nampak jelas, seorang gadis berambut ikal tengah jatuh terbanting dengan tidak etisnya oleh gadis lain dengan rambut chestnut ponytail-nya. Wajahnya tampak bengis, menatap si ikal yang tengah mengaduh kesakitan.
'Ck, pemain drama,' decaknya.
Lantas, ia ikut berjongkok, menyetarakan tingginya dengan gadis ikal yang kini sibuk mengusap lelehan air mata yang mengalir di kedua pipinya.
"Aw, sakit!" ringis si ikal berkacamata yang hanya dibalas dengan tatapan tajam gadis lainnya.
"Lo ada masalah apa sama gue, Aleana?"
Adalah ucapan dengan nada dingin yang dilontaran oleh gadis itu pada si ikal yang ternyata bernama Aleana Prameswari.
Alea terdiam, hanya dapat terduduk kaku mendapati nada mengintimidasi itu.
Demi Tuhan, Jayline Auristella jika sudah seperti ini layaknya iblis yang terperangkap ditubuh gadis mungil yang nyatanya sudah melewati masa remaja itu.
Jayline menatapnya bengis. "Ngapain diem, lo bisu?"
"Loㅡyang nyebarin masa lalu gue, kan? Lo juga yang sebarin kebiasaan buruk gue. Sekarang speak up aja, punya masalah apa lo sama gue?" teriak Jayline yang benar-benar tak dapat menahan emosinya.
Sungguh, ia benar-benar muak ketika privasinya mulai diusik dan beberapa orang mulai mengurusi hidupnya.
Alea menengadahkan kepalanya. Membiarkan Jayline menatap wajah basahnya dan orang-orang yang mulai berbisik membelanya.
"A-ku minta maaf. T-tapi, benar bukan aku yang nyebarin, kak!" cicitnya menahan tangis yang membuat Jayline tersenyum miring.
Baru saja Jayline akan kembali membuka mulutnya. Satu suara menghentikannya, pun menggenggam tangannya dengan eratㅡsangat erat, sampai kulit pergelangan tangannya akan lecet. Suara itu berhasil membelah kerumunan manusia yang tengah mengelilingi Alea dan Jayline menjadi dua, memberikan celah untuk si pria masuk lebih dalam.
"Cukup, apa lo enggak malu sama perangai lo, Auristella?" tegas pria dengan rambut hitam legam yang menatapnya tak kalah tajam.
Jayline menahan nafasnya sejenak, lantas kembali memberikan senyuman miringnya. "Wah, sang penyelamat sudah datang."
"Apa lo enggak bisa lebih lembut dalam menyeleseikan perkara? Semua permasalahan harus dengan otot dan cacian?"
Si pria menjeda ucapannya sejenak, lalu tersenyum miring. "Oh, benar, karena lo gangster jadi lo cuma tau bahwa menyelesaikan masalah hanya dengan otot sajaㅡ"
Lelaki itu segera berjongkok, membantu Alea berdiri dan memapah gadis itu untuk berjalan menjauhi kerumunan. "Lo memang enggak akan pernah berubah, nona Auristella."
Adalah ucapan terakhir si lelaki sebelum ia pergi dan kerumunan mulai surut karena tak ada hal seru lagi yang akan dilihat selain Jayline yang mengepalkan kedua tangannya kesal.
"Dan gue selalu benci sama lo,
Abrisam Taeyong Pradipta."[]ㅡ antagonist ; 이태용 ft 황현진 ㅡ
Holla,
Karena banyak yang pilih cerita ini untuk menggantikan Petrichor.
Here's another story about
Jayline and Taeyong.
Another collaboration with yortamaMungkin, agak sedikit dark.
Jadi, prepare your self!( cast on this story )
Abrisam Taeyong Pradipta
Electrical Engineering '17Jayline Auristella
Electrical Engineering '17
( visualisasinya cocok
sama Jayline yang baddas. )ㅡ another cast
Aeron Jungkook Keenan
Electrical Engineering '17Artama Chessia
Environmental Engineering '18
KAMU SEDANG MEMBACA
Play Date, 이태용. [✔]
Fiksi Penggemar❝lets play a game, Jayline. Kita harus pura-pura jadi pasangan, tanpa melibatkan perasaan. Deal?❞ [ ft. 이태용 ] ㅡ Adalah ucapan yang Taeyong lontarkan pada Jayline pada saat ia mulai lelah karena Jayline terus saja mengundur acara pertunangan m...