12

469 88 129
                                    

Aw, gumush banget chapter sebelumnya hehe.
Yaudah yuks,
Lanjut dibaca lagi bos-ku!♡

Sejenak Jayline berpikirㅡotaknya kini cukup bisa digunakan untuk berpikir, tak hanya diistirahatkan terus menerus seperti sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejenak Jayline berpikirㅡotaknya kini cukup bisa digunakan untuk berpikir, tak hanya diistirahatkan terus menerus seperti sebelumnya. Ingatannya kembali pada malam dengan rintik hujan dan keadaan mobil yang sunyi, serta bibir yang saling beradu satu sama lain sampai  membuatnya menyadari sejak malam itu Taeyong terasa menghindar dari dirinya.

Ya, semenjak malam dimana keduanya berciuman, Taeyong seakan ingin menghilang dari pandangan ketika bertemu dengan Jayline, bahkan sesaat sampai di rumah gadis itu saja Taeyong langsung buru-buru pulang dengan ekspresi yang aneh seakan telah melakukan kejahatan terberat saja.

Sebenarnya, Jayline tak mempermasalahkanㅡmalah, sangat masa bodoh dengan tragedi itu. Hanya saja otaknya yang sedang waras-warasnya ini merasa bingung, mengapa Taeyong yang menghindar sedangkan Jayline-lah yang dicium oleh pria itu.

"Gila, gue yang dicium, gue juga yang dihindari kaya ketemu malaikat maut," gumamnya entah pada siapa.

Tak ingin terlalu larut akan pemikirannya, Jayline lantas memejamkan mata, lalu mencoba untuk tidur sejenak. Taman belakang fakultasnya selalu saja sepi dan damai, itulah alasan mengapa ia bebas tidur dibangku taman tanpa takut ada yang melakukan hal buruk padanya.

Toh, siapa yang berani berlaku macam-macam pada macan putih fakultas teknik ini?

Kecuali Taeyong yang sudah menciumnya tanpa izin malam itu.

Tentu, Jayline dapat tidur siang dihari yang mendung tetapi sejuk iniㅡjika saja Johnny, kawan karibnya tidak duduk dengan tiba-tiba disampingnya, membuat setengah nyawa yang berhasil melayang bebas kembali keperaduan.

"Tidur mulu lo, beler mampus."

Jayline sungguh tak menanggapi ucapan Johnny, ia hanya sibuk mengusak rambutnya karena pening tiba-tiba hadir sebab terbangun dengan rasa terkejut tadi.

"Kalau mau dateng tuh kasih kode dulu, anjir. Pusing pala gue," sungut Jayline kesal.

Cengiran Johnny berikan. "Sorry, habis gangguin tidur lo lebih seru sih."

"Pala lo seru, gue tendang tau rasa lo."

"Uluh, galak banget. Jadi perawan tua mampus lu."

Satu helaan nafas panjang Jayline berikan. "Gue enggak mungkin jadi perawan tua, bentar lagi juga ke pelaminan."

"Wuih, siapa cowok yang enggak beruntung itu?" tanya Johnny yang lebih kearah mengejek.

"Ck, sialan lo!"

Mendengarnya, Johnny tertawa seraya menyamankan duduknya dibangku taman lantas menyenderkan tubuh bongsornya dikepala bangku.

"Jungkook nyariin lo tadi, katanya mau bahas project gitu."

Play Date, 이태용. [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang