29

329 68 21
                                    

Hi,
Kok makin dikit vote dan comment-nya?
Udah bosen, ya? Hehe♡
Padahal mingdep mau 3x seminggu.

Keadaan kembali senyap ketika Eunwoo mulai memasuki kamar hotel Jayline serta Taeyong dan memilih untuk duduk seraya memandang lurus tubuh terlelap gadis dihadapannya, berbeda dengan Taeyong yang memilih untuk menatap Eunwoo penuh selidik, bertany...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keadaan kembali senyap ketika Eunwoo mulai memasuki kamar hotel Jayline serta Taeyong dan memilih untuk duduk seraya memandang lurus tubuh terlelap gadis dihadapannya, berbeda dengan Taeyong yang memilih untuk menatap Eunwoo penuh selidik, bertanya-tanya mengapa pria itu harus repot mengorbankan waktu istirahatnya untuk menjaga mereka berdua.

"sesuka itu lo sama Jayline?"

Adalah pertanyaan yang keluar dari mulut Taeyong, berhasil menarik pandangan Eunwoo dari Jayline menjadi menatap pria Abrisam itu dengan alis menukik.

Tatapan bingung tentu saja tercetak jelas dari air muka Eunwoo. "Kenapa tiba-tiba tanya?"

"Karena lo juga tiba-tiba dateng waktu gue lagi sibuk jagain tunangan gue," sindir Taeyong dengan penekanan diakhir kata. "Repot banget lo, sampe berkorban waktu istirahat."

"Emang perlu dipertanyakan rasa suka gue ke Jayline?"

Pandangan Eunwoo kembali lurus menatap Jayline, bahkan senyuman mulai terpatri dibibir tipisnya walaupun mata elangnya meredup, menatap Jayline sarat akan kesedihan.

"Lo mana paham rasa sayang gue ke Jayline," cicit Eunwoo. "Dia satu-satunya cewek yang terlihat kaya batu yang keras, tapi jauh didalam dirinya retak tak berbentuk. Cewek yang rela dipandang sebelah mata untuk mempertahankan dirinya sendiri dari kejamnya manusia. Gue enggak pernah melihat semua itu dari cewek yang sering gue temuin."

Mata Taeyong melebar sempurna mendengar penuturan Eunwoo. "Itu mah lo cuma kag—."

Baru saja ucapan protes melayang dari kedua bilah bibirnya ketika Eunwoo kembali berbicara.

"Lo pasti bakal kalau gue sebatas kagum, 'kan?"

Pandangan nanar Eunwoo terlihat jelas, senyuman tipis itu tak henti-hentinya luntur. "Awalnya, gue pikir kalau gue cuma sebatas kagum sampai jantung gue berkata lain. Jantung ini berdetak dengan kurang ajar setiap lihat presensi Jayline maupun mendengar suaranya, bahkan gue hampir gila ketika lihat senyum dan kekehan Jayline yang mengalun indah di telinga gue."

"Gue paham, lo bakal pikir gue cheesy." Eunwoo mengalihkan pandangannya kearah Taeyong. "Tapi itu yang terjadi dan gue bakal terus pelihara rasa gue, gue masih mau maju."

"Maksud lo—" Taeyong menjeda ucapannya akibat terkejut. "Lo mau bersaing sama gue yang secara jelas tunangan dia?"

Anggukan Taeyong terima dari Eunwoo. "Belum nikah, gue masih punya kesempatan," ucapnya tegas. "Lagipula, gue tau lo enggak ada rasa sama Jayline selama ini, kalian cuma dijodohin, 'kan?"

Serangan telak, ucapan Eunwoo bagaikan sembilah pisau yang kini membuat Taeyong diam tak berkutik. Tebakan yang dilemparkan oleh Eunwoo benar-benar tertuju pada sasaran yang tepat. Semuanya memang hanyalah skenario dari Jayline dan Taeyong, namun ada sebagian dari dirinya yang terasa aneh ketika mendengar semua penuturan yang keluar dari mulut Eunwoo baru saja.

Play Date, 이태용. [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang