Hai,
Dibaca sampai akhir, ya.
Ada yang mau aku diskusikan sama kalian.
Hehe<3"Apa maksud lo?"
Adalah satu pertanyaan yang muncul begitu saja dari mulut Taeyong ketika ia mendengarkan ucapan Jayline yang begitu random itu.
Jayline tak langsung menjawab, malah sibuk meringsek kepelukan Taeyong dan asyik menonton film yang terputar, meninggalkan Taeyong dengan sejuta tanda tanya.
Helaan nafas Taeyong berikan, ia cukup sadar bahwa gadis itu memang penuh dengan misteriㅡJayline tak dapat ia tebak begitu sajaㅡdan Taeyong memilih untuk tak lagi memikirkannya, beralih memeluk gadis itu sembari mengusap perut sang gadis yang mungkin saja masih terasa perih.
"Telapak tangan lo hangat," tutur Jayline mendadak. "Gue suka, ngurangin rasa perih dan nyeri gue."
Jangan tanya bagaimana ritme degub jantung Taeyong, tentu saja sangat berisik mengalahi dentuman drum yang bertabuhan saat konser rock diselenggarakan. Jayline memang ahlinya membuatnya begitu kesulitan mengatur deguban yang menggila ini.
Taeyong terus memberikan usapannya, mendadak memikirkan bahwa kini dirinya lebih seperti seorang suami yang mengusap perut istrinya yang tengah kesakitanㅡya, tapi mereka memang calon suami istri.
"Mau gue beliin obat pereda nyeri, enggak?" tawar Taeyong yang dibalas dengan gelengan oleh Jayline. "Enggak perlu, tangan lo udah cukup."
Setelahnya keduanya terdiam, Taeyong diam-diam memikirkan bagaimana caranya agar jantungnya berhenti berdetak berlebihan, sedangkan Jayline kini fokus dengan tontonannya sembari memakan pizza yang entah sudah potongan keberapa.
Tangan Taeyong yang masih berada diperut Jayline secara iseng menusuk kulit perut yang terasa lembut ditangannya, sedikit cembung karena asupan pizza yang gadis itu makan.
Ia masih begitu iseng dan merasa puas menusuk serta mencubit sedikit lemak di perut Jayline. "Lo enggak takut gemuk makan pizza malam-malam begini?"
"Enggak," jawab Jayline disela-sela kunyahannya. "Buat apa gue takut?"
"Ya, takut enggak ada cowok yang mau sama lo."
Kemudian, jawaban Jayline berikutnya membuat Taeyong diam beribu kataㅡsepertinya malam ini malam mendebarkan bagi pria Pradipta itu. "Buktinya lo mau sama gue, jadi gue enggak perlu mikirin cowok yang lain, 'kan? Lo udah cukup."
"ㅡya, cukup merepotkan bagi gue," sambung Jayline.
Baru saja Taeyong akan memberikan tatapan gemas dengan sikap Jayline, langsung saja ia menghela nafas dan menyadari bahwa gadis itu benar-benar tak dapat diprediksiㅡcukup memberikan sensasi dan euforia berbeda bagi Taeyong.
Hening kembali tercipta, Taeyong tak lagi ingin mengganggu Jayline yang begitu fokus melihat adegan demi adegan berdarah yang nampak jelas di televisi, karena tak ingin melihatnya, pria itu memiliki bermain ponsel dengan satu tangannya yang bebas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Play Date, 이태용. [✔]
Fiksi Penggemar❝lets play a game, Jayline. Kita harus pura-pura jadi pasangan, tanpa melibatkan perasaan. Deal?❞ [ ft. 이태용 ] ㅡ Adalah ucapan yang Taeyong lontarkan pada Jayline pada saat ia mulai lelah karena Jayline terus saja mengundur acara pertunangan m...