Hai,
Happy reading, bos-ku!"Jayline, akhirnya kamu main ke rumah juga."
Adalah sebuah sapaan hangat yang dilayangkan oleh wanita paruh baya, sesaat setelah Jayline menginjakkan kakinya kedalam kediaman Pradiptaㅡrumah Taeyong. Iris coklatnya menangkap sosok anggun itu menuruni tangga, lantas memberikan pelukan hangat kepada calon menantunya.
"Bunda nungguin dari kemarin," ujar Irene yang kemudian dibalas dengan senyuman kecil Jayline.
Sedangkan Taeyong, lelaki itu sudah lenyap dibalik pintu kayu kamarnya, membiarkan Jayline hanya berdua dengan ibundanya. Sungguh, membuat Jayline benar-benar tak tau harus berbuat apa kali ini selain duduk kaku disamping Irene yang tengah menawarkan secangkir teh hangat untuknya.
"Kamu tau kenapa Bunda suruh kamu kesini hari ini?"
Gelengan Jayline berikan seraya menyesap teh lemon hangat. "Belum tau, Tanㅡeh, Bunda."
"Kita bakal masak berdua," ujar Irene riang seraya melayangkan senyuman hangatnya. "Jadi, kita bisa makan malam bareng nanti. Ayah Taeyong juga katanya bakal pulang lebih cepet, khusus hari iniㅡpengen makan malam bareng calon menantu katanya."
Geez, Jayline benar-benar tak tau harus berbuat apa kali ini selain menyanggupi usulan Irene itu dan mengekor pada wanita paruh baya yang saat ini menuntunnya ke dapur.
Gadis itu bersumpah, ia jarang sekali menyentuh daerah dapur di rumahnya. Jadi, ia tak yakin dapat membuat Irene terkesan dengan bakat memasaknya.
"Eh, iyaㅡkemeja yang kamu pake, punya Taeyong, 'kan?" tanya Irene mendadak, membuat pergerakan Jayline yang hendak mencuci sayuran terhambat.
Satu anggukan kikuk Jayline berikan, sebelum akhirnya ia kembali berkata. "Kemeja Jayline bau rokok, Bun."
Sangat gamblang, bukan?
Lagian, Jayline pikir mungkin ini dapat membuat keluarga Taeyong yang lumayan strict menjadi ilfeel padanya dan membatalkan acara pertunangan.
Syukur-syukur pernikahan juga.
Tapi, semuanya jauh berbeda dengan ekspektasi Jayline karena rupanya ucapan demi ucapan Irene bahkan terdengar sangat baru ditelinganya.
"Jayline ngerokok?" Gadis itu mengangguk, lantas merasakan satu sentuhan halus dikepalanya. "Mamih Jayline duluㅡBianca Wendyana, juga ngerokok waktu seusia kamu."
Pupil Jayline melebar, ia bahkan tak menyangka mamihnyaㅡBianca, juga seorang perokok diusianya. Padahal, wanita paruh baya kesayangan Jayline itu terlihat benar-benar membenci asap rokok.
"Bunda tau?"
Kekehan Irene berikan, tanpa menghentikan tangannya yang kini sibuk memotong ayam menjadi beberapa bagian. "Gimana Bunda enggak tau, Bianca temen Bunda dari kita remaja. Mungkin, Bunda satu-satunya temen mamih kamu yang paling dekat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Play Date, 이태용. [✔]
Fiksi Penggemar❝lets play a game, Jayline. Kita harus pura-pura jadi pasangan, tanpa melibatkan perasaan. Deal?❞ [ ft. 이태용 ] ㅡ Adalah ucapan yang Taeyong lontarkan pada Jayline pada saat ia mulai lelah karena Jayline terus saja mengundur acara pertunangan m...