O2

681 106 109
                                    

Skuy ah, ramein hehe
Masa enggak mau ramein sihㅠㅠ

Sudah dikatakan jika kesialan nampaknya sedang melingkupi Jayline, 'kan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah dikatakan jika kesialan nampaknya sedang melingkupi Jayline, 'kan?

Lihat saja, dirinya yang mati-matian menolak acara jamuan makan malam dengan keluarga Pradipta harus menelan pil pahit ketika papanyaㅡtuan Candradana menyeretnya untuk ikut.

Bukan tanpa alasan, pertemuan mereka memang akan membahas soal bisnis... dan soal perjodohan yang akan dilakukan oleh Taeyong dan Jayline akibat perjanjian lama.

Jayline hanya tak habis pikir.

Mengapa kedua belah pihak yang sudah merupakan manusia-manusia paruh baya harus memiliki pemikiran sekolot ini untuk menentukan siapa yang akan menyanding dengan anak mereka?

Keduanya seakan kembali lagi ke masa siti nurbaya dimana perjodohan masih marak terjadi.

Hell, Jayline membenci itu.

Terlebih pada calonnya yang merupakan seseorang yang sampai ia berhenti bernafas saja enggan untuk menghirup udara yang sama dalam satu ikatan rumah tangga.

Ia sudah menderita selama ini berkatnya. Dan sekarang apa? Ia harus mengabdikan seluruh hidupnya demi sosok pria yang bahkan acap kali membuatnya darah tinggi.

"Jayline, papa udah siap! Ayo turun, nak."

Adalah satu panggilan dari si papa yang menunggu dilantai bawah, cukup menghancurkan segala pikiran buruk dan cacian yang memenuhi otak Jayline.

Dengan menghela nafasnya, ia kembali berkaca dan merapikan sedikit penampilannya sebelum turun.

Satu senyuman hangat ia dapatkan. Tentu saja dari papa. "Wah, anak papa cantik banget."

"Papa berlebihan, aku cuma dandan sedikit."

Jayline tak berbohong, ia hanya merias dirinya sedikit saja karena tentu saja dirinya terlampau malas untuk menghadiri jamuan itu dengan harus tampil cantik. Lagipula, untuk apa ia berpenampilan cantik pada orang yang ia benci itu?

Ini semua ia lakukan demi papanya. Ya, hanya demi papa yang merawatnya seorang dini sampai saat ini.

Hitung-hitung, balas budi pada kebaikan dan kasih sayang yang papa berikan padanya.

"Ayo tuan putri, kita berangkat. Keluarga Pradipta pasti sudah nungguin kita," ajak si papa seraya merangkul pundak Jayline.

Jayline hanya mengangguk, menuruti segala permintaan papanya itu dan memasuki mobil mereka sebelum akhirnya mobil hitam itu melenggang meninggalkan pekarangan rumahnya.

Play Date, 이태용. [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang