16. Perhatian

1.7K 189 3
                                    

"Chik," panggil Mira setelah ia sampai di UKS. Beberapa detik kemudian anak dance yang lainnya berdatangan satu persatu sampai ruang UKS menjadi penuh. Terpaksa mereka diminta untuk menunggu diluar sementara Vivi ditangani oleh orang yang lebih ahli.

"Kok bisa?" tanya Mira.

Kemudian Chika mulai menceritakan semuanya, apa yang ia lihat, apa yang ia dengar, dan apa yang ia lakukan. Mira menggeram kesal, ia tidak menyangka Pucchi akan kelewatan seperti ini.

"Kak Beby," ucap Chika saat Beby berjalan mendekatinya. Beby menoleh ke arah Mira yang terlihat menahan amarah.

"Udah?" tanya Beby kepada Mira.

Mira menganggukkan kepalanya, "Gue udah telfon kak Shani, paling bentar lagi dateng."

"Kuy taruhan, berapa menit kak Shani bakal dateng." celetuk Dey tiba-tiba. Gita dan Flora saling berpandangan lalu mereka mengangguk bersama.

"10 menit." ucap Flora.

"5 menit." ucap Gita.

Dey tersenyum, "2 menit."

Mira memukul kepala Dey, Gita dan Flora bergantian. Ia benar-benar tidak habis pikir, disaat seperti ini yang terlintas di otak mereka adalah hal-hal konyol.

"Pucchi?" tanya Mira kepada Beby.

"Udah diurusin sama Ariel, tenang aja, dia bakal dapet sesuai dengan yang dia lakuin." ucap Beby menenangkan Mira.

Benar ucapan Dey, 2 menit kemudian Shani bersama Gracia berlari menghampiri mereka. Dey tersenyum tengil ke arah Flora dan Gita, seolah mengatakan jika ia yang menang kali ini.

"Beb, Vivi gimana?" tanya Shani panik.

Beby mengusap kasar wajahnya, bukannya menjelaskan kepada Shani, ia malah menarik tangan Shani dan juga Gracia untuk menjauh dari kerumunan. Mereka terlihat sangat serius membicarakan sesuatu.

30 menit kemudian pintu UKS terbuka, mereka sudah diperbolehkan untuk masuk. Tapi tiba-tiba Beby memaksa untuk masuk terlebih dahulu sambil menarik tangan Mira untuk ikut dengannya. Mira yang tidak tau apa-apa hanya mengikuti Beby dari belakang.

Mendadak emosi Mira naik saat melihat wajah Vivi, ia menarik krah baju Vivi, "Kenapa lo gak bales?"

Vivi tersenyum, ia perlahan melepas tangan Mira dari krah bajunya. Wajahnya kali ini terlihat lebih parah, kedua sudut bibirnya tertempel plester yang hampir sama dengan Mira.

"Kalo gue bikin ulah, gue bakal di skors." ucap Vivi lirih.

"Oh, lo lebih mentingin skors itu ketimbang diri lo sendiri? Gak abis pikir gue sama elo." ketus Mira.

Vivi hanya tertawa kecil, ia menoleh ke arah Beby, "Makasih kak,"

"Lo harus makasih sama Chika," ucap Beby.

"Kalo itu mah udah pasti," Beby mendelik, bisa-bisanya Vivi mencari kesempatan disaat seperti ini.

"Ini ada sangkut pautnya sama Fia?" tanya Beby tiba-tiba. Vivi menjawab hanya dengan anggukan, Beby tampak berpikir sebentar, ia baru saja diberi tau oleh Ariel jika Fia dikeluarkan dari sekolah. Wajar sih kalau Pucchi tiba-tiba marah kepada Vivi.

"Kenapa?" tanya Vivi, Beby hanya menggelengkan kepalanya, ada sesuatu yang hendak ia sampaikan kepada Vivi dan Mira tapi sepertinya ia harus menunggu Vivi sedikit baikan.

"Gapapa," ucap Beby kemudian menarik tangan Mira untuk keluar dari ruang UKS, meninggalkan Vivi dengan segudang pertanyaan.

Beberapa detik kemudian pintu UKS terbuka, Vivi terkejut melihat Shani masuk bersama dengan Gracia. Shani terlihat sangat panik, belum sempat Vivi menyapa kakaknya, ia sudah dihujani ribuan pertanyaan dadakan. Tapi ia menjawab dengan satu kali ucapan.

SemicolonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang