52. Hai

1K 162 9
                                    

Losing friends and I'm chasing sleep
Everybody's worried about me
In too deep
Say I'm in too deep
And it's been two years I miss my home
But there's a fire burning in my bones
Still believe
Yeah, I still believe

Setelah pulang dari rapat di perusahaan puding, Vivi mengajak Oniel untuk mampir sebentar ke kafe Secret. Walaupun Oniel sudah bekerja, bukan berarti Oniel sudah tidak bernyanyi disana. Melainkan saat ini Oniel selalu mengajak Vivi untuk bernyanyi di kafe itu.

Oniel duduk di atas sebuah cajon, sedangkan Vivi duduk di belakang piano. Berkat bantuan Oniel, sekarang Vivi sudah bisa memainkan piano, dan bisa terlihat dengan penampilannya kali ini. Mereka bersama-sama menyanyikan lagu Fight Song milik Rachel Platten atas permintaan pribadi dari Vivi, sengaja Vivi memilih lagu yang agak riang karena ia tidak mau memikirkan kejadian saat Mira datang ke kantornya.

This is my fight song
Take back my life song
Prove I'm alright song
My power's turned on
Starting right now I'll be strong
I'll play my fight song
And I don't really care if nobody else believes
'Cause I've still got a lot of fight left in me

Hanya satu lagu saja yang mereka mainkan, mengingat waktu yang semakin larut dan Vivi tidak ingin Shani khawatir jika ia pulang telat tanpa memberitahu sebelumnya.

"Kira-kira dokternya bisanya kapan ya?" Tanya Vivi sambil memasang seatbelt ke tubuhnya.

Oniel menyalakan mesin mobilnya, lalu menginjak pedal gas dan mobil itu berjalan pelan meninggalkan cafe Secret. "Paling cepet itu tiga atau empat hari."

Vivi mengambil tasnya yang berada di jok belakang, ia mengeluarkan kertas hasil rapat tadi. Beberapa sapi miliknya mengeluarkan susu dengan jumlah lebih sedikit dari biasanya, dan itu menimbulkan produksi puding yang sedikit. Jadi ia meminta seseorang untuk menghubungi dokter hewan dan segera memeriksa apa penyebab sapinya sedikit berbeda.

"Kalo besok gak bisa?" Tanya Vivi.

Oniel menggelengkan kepalanya, "Kemungkinan besar gak bisa."

Vivi mengambil satu pudding yang berada di dalam tasnya, tadinya ia berniat untuk mengambil beberapa pudding dari pabriknya sendiri untuk stok di apartemennya, tapi ia teringat jika Shani tidak memperbolehkan dirinya makan pudding terlalu banyak.

"Menurut lo kemasan puddingnya gimana?" Tanya Vivi.

Oniel menoleh sebentar lalu kembali fokus ke jalanan, "Bagus."

"Kok gue ngerasa terlalu biasa, ya?"

"Mungkin perasaanmu aja." Jawab Oniel.

Vivi membuka tutup wadah pudding itu, ia menyendokkan pudding dan membawanya ke dalam mulutnya. "Apa bikin desain baru, ya?"

"Setelah selesai ngurus sapinya tapi." Ucap Oniel yang mengingatkan agar Vivi tidak menumpuk satu pekerjaan dengan pekerjaan yang lainnya.

"Okelah."

Vivi kembali menyendokkan pudding itu, ia mengarahkan tangannya ke mulut Oniel. Ia berniat untuk menyuapi Oniel sebagai bentuk terima kasih karena telah membantunya hari ini.

"Bagian desain ada siapa aja?" Tanya Vivi sambil terus memakan pudding itu.

"Banyak, aku gak inget."

Vivi mengangguk-anggukkan kepalanya, "Ntar kasih tau gue kalo udah inget."

"Iya."

Mereka kembali terdiam, Oniel fokus mengendarai mobil dan Vivi fokus memakan pudding. Sejak tadi siang Vivi belum makan nasi, ia hanya minum air saja, jadi wajar kalau sekarang ia seperti orang kelaparan.

SemicolonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang