35. Makanan

1.4K 172 58
                                    

Shani berdiri bersandar di samping pintu mobilnya. Sore ini ia mendapat pesan singkat dari Gracia yang memintanya untuk menjemput Gracia di kampus. Sudah lima menit ia berdiri di sana, dan ia belum melihat kedatangan Gracia.

Gracia mengikuti acara yang diadakan club fotografi di bogor selama hampir seminggu, selama itulah ia dan Gracia jarang mengobrol, karena lokasi Gracia berada di tengah hutan, jadi Gracia sulit untuk mencari sinyal.

Shani mengambil ponselnya saat mendengar dering telfon dari ponselnya, seharusnya saat ini ia menjemput Vivi di sekolah, tapi ia harus menjemput Gracia terlebih dahulu.

"Halo, kenapa dek?" Tanya Shani.

"Kakak udah mau jemput aku?"

Shani menggelengkan kepalanya, "Belum, kakak lagi di kampus."

"Em, aku pulangnya agak nanti, soalnya ada rapat sama anak dance."

"Oh gitu." Shani bernapas lega, ia pikir Vivi meminta dirinya untuk menjemput Vivi sekarang. "Yaudah, kakak juga lagi jemput Gracia."

"Oh, kak Gracia balik sekarang?"

"Iya." Shani mengerutkan keningnya saat samar-samar mendengar tawa dari Vivi. "Kenapa?"

"Gapapa, nanti gak usah jemput, aku bisa pulang sendiri."

"Beneran?"

"Iya."

"Apa aku minta Beby buat sekalian jemput kamu sama Chika?"

"Gak usah, kak."

"Oke."

"Bye, kak." Shani menganggukkan kepalanya, ia menyimpan ponselnya ke dalam kantong saku celananya.

Shani menegakkan tubuhnya saat sebuah bis kecil berjalan melewatinya. Ia menebak jika itu adalah bis yang membawa Gracia dan yang lainnya pulang. Shani berjalan perlahan menghampiri bis itu, ia menunggu giliran Gracia turun dari dalam bis.

"Shani." Pekik Gracia saat melihat Shani berdiri.

Shani tersenyum, ia melambaikan tangan ke arah Gracia, "Gre."

Buru-buru Gracia melompat turun dan berlari menghampiri Shani, ia memeluk tubuh Shani dengan sangat erat. "Kangen."

Shani terkekeh, ia menjepit hidungnya "Kamu bau, Gre."

Gracia melepaskan pelukannya, ia mengerucutkan bibirnya. "Aku mandi cuma sehari sekali."

"Pantes bau banget."

Gracia menghentakkan kakinya ke tanah, "Ih, gak ketemu seminggu bukannya kangen-kangenan malah ngatain bau."

Shani tertawa kecil, ia mengusap pipi Gracia dengan lembut, "Emang kamu bau."

"Tapi kan kamu suka." Ucap Gracia sambil menaik turunkan alisnya.

Shani menggeleng pelan, "Kalo udah wangi, kalo kamu bau, gak ada yang suka."

"Yuk pulang." Shani menganggukkan kepalanya, ia menggandeng tangan Gracia menuju tempat dimana mobilnya berada.

"Gre, koper lu mau lu sedekahin?!"

Gracia memutar tubuhnya ke belakang saat mendengar seseorang berteriak. Ia tertawa kecil, melepas gandengan tangan Shani dan berlari menghampiri Desy yang membawa dua koper, satu miliknya satu milik Desy.

"Emang bener kata orang ya, kalo udah sama pacar, semuanya dilupain." Ketus Desy sambil menyerahkan koper ungu kepada Gracia.

Gracia memegang kopernya, "Ya, sorry ci, namanya juga namanya."

SemicolonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang