11. Club

1.9K 188 1
                                    

"Sampein yang lainnya buat nunggu di ruang klub." ucap Vivi kepada Mira, ia mengenakan jaketnya, menitipkan tasnya kepada Mira. "Selesai rapat, gue langsung kesana."

Mira hanya mengangguk tanpa menjawab, karena menjawab pun percuma, Vivi sudah berlari keluar kelas.

Ruang Osis adalah tujuan Vivi, ia berlari sambil melirik jam di pergelangan tangannya. Sial, ia terlambat 10 menit. Kalau bukan gara-gara bu Kinal yang tiba-tiba mengambil alih jam pelajaran terakhir untuk patroli kelas, ia pasti tidak akan terlambat seperti ini.

Berkali-kali batinnya mengutuk keberadaan bu Kinal yang semakin hari semakin berkuasa. Kehidupannya dapat terancam jika terus menerus seperti ini, ia pasti akan kesulitan untuk membolos jam pelajaran.

Vivi mengetuk pintu dua kali sebelum ia masuk ke dalam ruang Osis. Ia membungkukkan tubuhnya sebagai permintaan maaf kepada orang-orang yang sudah terlebih dahulu datang.

"Duduk," ucap Ariel tegas yang sedang memimpin jalannya rapat. Vivi menganggukkan kepalanya, ia duduk di salah satu bangku yang kosong, tepat di sebelah Feby.

"Oke karena klub dance udah datang, aku bakal jelasin dari awal. Pekan olahraga bakal diadakan dalam 3 hari, sama seperti tahun kemarin."

Ariel menerima pemberian spidol dari Amel, lalu ia mulai membagi papan tulus menjadi 3 bagian dengan spidolnya. Hari 1, hari 2 dan hari 3 yang menjadi judul dari masing-masing bagian itu.

"Hari pertama itu pembukaan sama perlombaan antar kelas. Hari kedua melanjutkan perlombaan antar kelas. Puncaknya hari ketiga, perlombaan antara sekolah kita dengan SMA 2."

Ariel menuliskan acara-acara di masing-masing hari, juga siapa saja yang ikut berpartisipasi.

"Pembukaan dan penutupan aku serahin ke Paskib. Klub jurnalistik ngeliput semua acara dari hari pertama sampai hari ketiga. Untuk klub teater, kalian di hari kedua. Dan untuk klub dance," Ariel memicingkan matanya ke arah Vivi.

Vivi menelan ludahnya susah payah, Ariel pasti menyimpan amarah kepadanya karena ia datang terlambat. "Kalian bakal kerja keras karena dari hari pertama sampai hari ketiga kalian yang jadi hiburannya."

Vivi menganggukkan kepalanya, ia menerima uluran kertas dari Feby yang menjelaskan lebih detail tentang acara pekan olahraga.

"2 hari lagi pekan olahraga diadain, gimana persiapan masing-masing?"

"75%."

"Hampir 90%."

"85%."

Ariel menganggukkan kepalanya, sepertinya ia tidak perlu merisaukan tentang kesiapan setiap ekskul. Matanya terhenti pada Vivi yang masih asik membaca kertas, ia berdehem sebentar, anak itu selalu membuatnya pusing.

"Dance gimana?" tanya Ariel dengan nada yang sedikit tinggi.

Vivi tersentak, ia langsung meletakkan kertas yang ia baca. "100%."

"Yakin?" tanya Ariel kembali, karena ia tau jika Vivi tidak ikut berpartisipasi pada pekan olahraga nanti.

Vivi menganggukkan kepalanya, "Udah diurus sama Dey, kak Beby juga ikut bantu. Pokoknya beres."

Ariel mengangguk-anggukkan kepalanya, matanya melirik jam dinding di depannya. Ia merasa jika rapat dengan ketua ekskul sudah cukup. Ia menoleh ke arah Amel, lalu Amel menganggukkan kepalanya seakan paham apa yang dimaksudkan oleh Ariel.

Segera saja Ariel menutup rapat sore ini. Karena ia juga akan mengadakan rapat dengan anggota osis. Tugasnya tidak akan berhenti sebelum ia melepaskan jabatan sebagai ketua osis, itu artinya ia akan selalu sibuk.

SemicolonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang