22. Akhirnya

1.5K 208 16
                                    

Air mata Vivi hampir jatuh, ia menurunkan pistolnya. Senyumnya tercetak lebar. "Kak Yona." Ucapnya.

Cewek yang dipanggil Yona membalas senyum Vivi, ia juga membawa sebuah pistol di tangannya. Ia menjatuhkan Chika begitu saja ke lantai, kondisi Chika benar-benar lemas, tangan terikat, mulut terlakban, mata tertutup.

Beby menggelengkan kepalanya, ia tidak menyangka Yona dalang dibalik semua ini. Mira sendiri tidak mengenal siapa cewek itu.

"Gue yang terlalu pinter apa kalian yang emang goblok?"

"Maksud lo apaan?" Ketus Beby.

Yona tertawa kecil, "Kalian udah pake polisi buat ngelacak gue, tapi butuh 4 hari buat nemuin tempat ini."

"Kita udah berusaha, dan petunjuk lo itu susah, tau gak?" Ucap Beby dingin.

"Susah? Padahal Lidya udah tau tempat ini." Gumam Yona.

"Lidya?" Tanya Vivi.

"Kalian gak tau?" Yona pura-pura terkejut, "Lidya bagian dari tim gue."

Beby menggenggam pistolnya dengan erat sampai tangannya bergetar, ia menekan earpiece. "Anin, Shani, jangan biarin Lidya kabur."

Yona semakin tertawa, lalu menatap ke arah Vivi, "Tenang aja, adik lo gak gue apa-apain kok. Gue cuma mau ketemu adik gue."

Sudah jelas sekarang, Vivi lah yang diincar oleh Yona. Vivi tersenyum, sudah bertahun-tahun sejak terakhir kali ia bertemu dengan Yona. Ya, mereka adalah kakak adik. Yona anak pertama, Viny anak kedua dan Vivi anak terakhir.

Mira terdiam, jadi dugaannya selama ini benar. Ia sempat menaruh curiga kepada Lidya, apalagi saat Lidya dengan mudah memecahkan teka-teki yang dikirimkan Yona. Dan bagaimana mungkin anak buah Lidya bisa menemukan rumah ini dengan sangat akurat dalam waktu yang cukup singkat.

"Elo pasti Mira." Ucap Yona sambil menunjuk Mira.

Mira menganggukkan kepalanya, "Iya."

"Lo punya temen banyak, ya, ternyata." Ucap Yona seakan mengejek Vivi.

Vivi meletakkan pistol ke bawah, ia menyentuh pundak Beby. "Serahin sama gue."

"Gak, gue udah janji buat jagain elo." Ucap Beby.

Vivi tersenyum kepada Beby, seolah mengatakan jika semua akan baik-baik saja.

"Kenapa perlu nunggu 7 tahun buat ketemu gue?" Tanya Vivi.

Yona tersenyum, "Harusnya lo seneng dong, anggota keluarga lo dateng."

"Lo tiba-tiba pergi dan sekarang tiba-tiba dateng pake nyulik Chika. Lo kayak anak kecil." Sindir Vivi.

"Gimana lo tau, lo belum lahir waktu gue kecil." Vivi terdiam mendengar ucapan Yona.

"Kalo mau ngomong dipikir dulu, malu kan." Bisik Mira.

"Iye."

Beby melirik Fia dan Pucchi yang masih saja mengarah pistol ke arahnya. Padahal ia dan Mira sudah menurunkan pistol. "Lo apain mereka?" Tanya Beby.

"Gak mungkin lo gak tau, Beb." Jawab Yona.

Beby berpikir, keadaan Fia dan Pucchi saat ini hampir sama dengan keadaan 3 laki-laki tadi. Sama sekali tidak berbicara dan tidak menunjukkan ekspresi apapun. Bahkan tidak dapat merasakan lelah. Beby membulatkan matanya setelah tau apa yang dilakukan Yona kepada Fia dan Pucchi dan 3 laki-laki tadi.

"Hipnotis, kan?" Yona mengangguk, "Lo tau juga."

"Lepasin Chika sekarang." Ucap Beby.

Yona menggeleng, ia melipat tangannya ke depan dada. Beby geram melihat tingkah Yona yang semakin menyebalkan.

SemicolonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang